Sharm el-Sheikh, atau “Sharm” seperti yang juga dikenal, adalah kota Mesir yang terletak di ujung selatan terjauh Semenanjung Sinai, di wilayah Janub Suia. Terletak di antara Laut Merah dan Gunung Sinai di atas Selat Tiran di Teluk Aqaba. Baru pada paruh terakhir abad ke-20 Sharm el-Sheikh berevolusi dari desa nelayan yang tenang menjadi turis mewah kelas dunia dan tujuan pertemuan internasional seperti sekarang ini.
Lokasi Sharm el-Sheikh telah membuatnya menjadi bagian dari properti yang diinginkan, dan telah menjadi subyek tarik ulur selama abad ke-20. Itu berada di bawah kendali Israel pada tahun 1956 selama konflik Sinai, dan kemudian kembali ke Mesir pada tahun 1957. Israel kembali menduduki tempat itu pada tahun 1967 selama Perang Enam Hari. Pada tahun 1982, Sharm el-Sheikh kembali di bawah kendali Mesir. Sejak itu, Mesir secara agresif merencanakan pengembangan Sharm el-Sheikh dengan tujuan menangkap pasar pariwisata di kawasan itu.
Pariwisata adalah, dan menurut para perencana kota, akan selalu menjadi industri utama Sharm el-Sheikh. Dengan pegunungan bergerigi yang menjulang dari padang pasir, lanskap Sharm el-Sheikh sangat unik dan menakjubkan. Pantainya yang bermil-mil, air bersih, dan musim dingin yang hangat (dan musim panas yang panas) menjadikannya tujuan populer bagi mereka yang mencari pengalaman unik. Suhu musim dingin rata-rata dari 59 ° hingga 95 ° Fahrenheit (15-35 ° C), sedangkan suhu musim panas berkisar antara 68 ° hingga 113 ° F (20-45 ° C). Air Laut Merah rata-rata dari 70° hingga 82° F (21-28° C) sepanjang tahun.
Menyelam scuba dan snorkeling adalah dua kegiatan paling populer di sini karena terumbu karangnya yang terkenal, yang disebut-sebut sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Sharm el-Sheikh memiliki 250 terumbu karang, lebih dari 1000 spesies ikan, karena pasokan plankton yang besar, dan dinding karang sedalam setengah mil (800 m). Tiran adalah salah satu tempat menyelam yang paling terkenal, serta Ras Mohammed, yang sekarang menjadi taman nasional. Pantai Na’ama juga terkenal dengan keindahannya.
Selain olahraga air, banyak yang datang ke Sharm el-Sheikh untuk lapangan golf, bersepeda quad, dan trekking unta. Untuk turis yang berpikiran mewah, kota ini memiliki banyak hotel dan resor bintang tiga dan empat yang ditawarkan, belanja kelas dunia, dan kehidupan malam yang menyenangkan. Selain industri pariwisatanya, Sharm el-Sheikh juga dikenal sebagai “Kota Damai”, yang menjadi tuan rumah berbagai konferensi dan pertemuan puncak perdamaian, serta pertemuan politik dan keuangan yang dihadiri oleh para pemimpin dunia.