Apa itu Purim?

Purim, yang secara harfiah berarti “banyak” dalam bahasa Ibrani, adalah hari libur Yahudi untuk memperingati penyelamatan orang-orang Yahudi yang tinggal di Persia dari kehancuran tertentu di tangan Haman, seorang bangsawan Persia yang jahat. Haman percaya bahwa seorang pemimpin Yahudi bernama Mordechai tidak menunjukkan rasa hormat yang cukup di istananya. Marah oleh kurangnya kepatuhan ini, Haman dan istrinya Zeresh menyusun rencana untuk membunuh Mordechai dan semua orang Yahudi Persia lainnya. Lot khusus, atau purim, akan dilempar untuk menentukan hari sebenarnya pembantaian ini akan dimulai.

Sial bagi Haman, berita tentang rencana pembantaian itu sampai ke telinga Ester, seorang Yahudi yang menikah dengan Raja Persia. Ester dan Mordechai mempertaruhkan nyawa mereka untuk mengungkap rencana Haman dan menyelamatkan orang-orang Yahudi dari kematian. Haman sendiri nantinya akan digantung di tiang gantungan yang sama yang dia buat untuk Mordechai. Rincian keselamatan orang Yahudi dari Haman yang jahat ini dicatat dalam Kitab Ester, juga disebut Megillah Ester.

Hari raya Yahudi Purim sekarang dirayakan pada hari ke-14 Adar dalam kalender Yahudi, yang biasanya bertepatan dengan hari di bulan Maret. Orang Yahudi pertama-tama menjalankan Puasa Ester sehari sebelum Purim, kemudian hari raya yang sebenarnya dimulai dengan pembacaan Megillah atau Kitab Ester malam itu. Pembacaan publik kedua dari Megillah atau Kitab Ester terjadi pada pagi hari Purim. Peserta dalam pembacaan ini diperbolehkan untuk menginjak, mendesis atau menggoyangkan kerincingan khusus setiap kali nama Haman disebutkan.

Sisa liburan Purim dihabiskan dalam berbagai tahap bergembira dan tindakan amal. Salah satu tradisi Purim melibatkan pembuatan piring atau keranjang makanan untuk tetangga dan badan amal setempat. Selama Purim, banyak peserta mengenakan kostum dan topeng warna-warni saat berparade di jalanan. Tradisi informal lainnya selama Purim adalah pembacaan satir kitab suci, yang sering dilakukan sebagai bagian dari bentuk teater musikal yang tidak sopan. Dikatakan bahwa tradisi teater Yiddish tumbuh dari sandiwara dan lagu Purim seperti itu.

Liburan Purim diakhiri dengan makan malam spesial yang disebut Seudat Purim. Meskipun banyak pemimpin agama Yahudi mendorong untuk menahan diri selama Purim, para peserta sering kali mengambil banyak anggur selama Seudat Purim, dan perayaan dapat berlangsung hingga malam. Meskipun tidak dianggap sebagai hari libur besar Yahudi, Purim masih dipandang sebagai hari bersukacita dan mengenang tindakan berani Ratu Ester dan Mordechai melawan Haman.