Puisi pastoral adalah bentuk seni kuno yang berkonsentrasi pada visi idealis kehidupan pedesaan. Sejarah jenis syair ini sangat luas, dengan permulaan dalam karya-karya Theocritus, seorang penyair Yunani, dan Virgil, seorang penulis Romawi yang hebat. Ayat-ayat pastoral terus menjadi populer di era Romantis dan Victoria sastra Inggris. Tema yang paling umum dari puisi pastoral termasuk nilai-nilai kehidupan pedesaan, romansa yang menggoda, kesedihan, kematian dan korupsi politik. Di antara penyair paling populer yang menciptakan jenis tulisan ini adalah Christopher Marlowe dan John Milton.
Secara umum diyakini bahwa puisi pastoral muncul dari lagu-lagu para gembala di zaman kuno. Meskipun ini diterima secara umum, ayat-ayat paling awal mungkin memiliki sedikit kesamaan dengan ciptaan-ciptaan selanjutnya. Pada abad ketiga SM, Theocritus menulis sajak berjudul Idylls tentang kehidupan pedesaan Sisilia, dan mereka digunakan untuk memberi tahu penduduk kota Alexandria. Pada abad pertama SM, Virgil mulai menulis syair yang menggambarkan teman-temannya yang canggih dan dirinya sebagai gembala sederhana yang menikmati gaya hidup pastoral yang sebenarnya asing bagi mereka.
Abad Romantis dan Victoria dalam tulisan-tulisan Inggris menganut puisi pastoral dan mulai memproduksi banyak literatur dalam nada ini. Para penyair Inggris senang memuji kehidupan alam yang ditampilkan dalam syair pastoral sementara mereka membandingkan keindahan dan kesederhanaannya dengan korupsi dalam politik kehidupan kota. Di antara karya-karya yang paling penting dan populer dari era ini adalah Matthew Arnold’s Thyrsis, di mana penyair menulis tentang salah satu gembala Virgil saat memperingati kematian temannya, penyair abad ke-19 Arthur Hugh Clough. Penyair Romantis Percy Shelley juga menerbitkan sebuah karya pastoral penting berjudul Adonais, yang ditulis tentang meninggalnya penyair muda jenius John Keats.
Mungkin beberapa karya puisi pastoral yang paling banyak dibaca dan sangat dihormati diciptakan oleh Marlowe dan Milton. Marlowe menulis puisi The Passionate Shepherd to His Love, yang melibatkan permohonan menggoda seorang gembala kepada gadis impiannya untuk tinggal bersamanya dan berbagi cintanya. Lycidas Milton memiliki tradisi menggunakan puisi pastoral untuk mengenang seseorang yang telah meninggal, dalam hal ini, salah satu teman sekelas Milton yang tenggelam di laut.
Bahasa puisi pastoral adalah salah satu yang merayakan sifat kehidupan pedesaan yang indah dan tidak rumit. Akarnya kuno, dan popularitasnya telah bertahan lama. Ini adalah bentuk seni yang masih dipelajari oleh siswa modern, dan dampaknya telah bergema dari generasi ke generasi.