Apa Itu Puisi Hitam?

Puisi hitam mengacu pada puisi yang ditulis oleh orang Afrika-Amerika di Amerika Serikat. Puisi dari orang Afrika kulit hitam dirujuk ke puisi Afrika dan merupakan area genre yang berbeda, meskipun beberapa penyair Afrika telah memengaruhi Amerika. Ini adalah sub-bagian dari sastra Afrika-Amerika yang penuh dengan irama, pengulangan yang disengaja dan aliterasi.
Puisi Afrika-Amerika mendahului kata tertulis dan terkait dengan tradisi lisan yang kaya. Seperti fiksi, puisi hitam mendapat inspirasi dari tradisi musik seperti gospel, blues, jazz, dan rap. Puisi terkait erat dengan pengalaman orang Afrika-Amerika melalui sejarah mereka di Amerika, dari perbudakan hingga segregasi dan gerakan persamaan hak.

Puisi pertama ditulis oleh Lucy Terry pada 1746. Puisinya, “Bar Fight,” bagaimanapun, tidak diterbitkan sampai 1855. Buku pertama puisi hitam ditulis oleh Phillis Wheatley pada 1773, hanya dua tahun sebelum Revolusi Amerika. Wheatley dibawa ke pengadilan segera setelah menerbitkan puisinya untuk membuktikan bahwa orang kulit hitam mampu menulis puisi yang begitu halus. Puisi-puisi itu kemudian mempengaruhi para pemimpin Amerika awal seperti George Washington.

Puisi blues banyak mengambil inspirasi dari tradisi lisan puisi hitam. Tema puisi hitam jenis ini berkisar pada perjuangan, keputusasaan dan seks, tetapi juga menunjukkan sisi ketahanan masyarakat. Puisi dasar blues dibuka dengan pernyataan, diikuti dengan variasi tema dan kemudian baris ketiga menawarkan alternatif yang ironis. Contoh penyair blues termasuk James Weldon Johnson dan Langston Hughes.

Hughes juga seorang praktisi puisi jazz yang terkenal. Seperti padanan musik bluesnya, musik ini terinspirasi oleh musik. Perbedaan mereka, selain dari gaya musik yang mereka ambil, adalah karena betapa selarasnya dengan penyair jazz jazz. Ini adalah genre yang lahir dari apresiasi jazz. Terkait dengan gerakan ketukan, penyair jazz top termasuk Thelonius Monk dan Amiri Baraka.

Setelah Perang Dunia I, komunitas kulit hitam dari selatan mulai bermigrasi ke utara ke kota-kota besar seperti Chicago dan New York mencari pekerjaan dan kondisi kehidupan yang lebih baik. Migrasi tersebut juga melahirkan puisi-puisi hitam yang dikenal sebagai Harlem Renaissance. Penyair seperti Claude McKay mendemonstrasikan tema gerakan tentang kebanggaan, kemiskinan, rasisme dan kemarahan. Pada tahun 1950, penyair Harlem Renaissance Gwendolyn Brooks memenangkan Hadiah Pulitzer.

Harlem Renaissance mempengaruhi generasi baru penyair dan gerakan puitis. Itu dipengaruhi langsung oleh gerakan Negritude yang keluar dari koloni berbahasa Prancis, yang menolak kolonialisme Eropa. Ini mencampurkan kebanggaan kulit hitam dengan nilai-nilai Marxis. Pada gilirannya, keduanya memengaruhi gerakan seperti Kolektif Ruang Gelap dan kompetisi puisi slam.