Apa Itu Puisi Abstrak?

Puisi abstrak, seperti namanya, adalah puisi yang tidak memiliki interpretasi literal, atau konkret. Seringkali kata-kata lebih dipilih karena bunyinya daripada maknanya, dengan cara yang sama bahwa seni visual abstrak sering kali lebih tentang warna dan bentuk daripada tentang membuat gambar representasional. Jenis puisi abstrak ini juga dikenal sebagai puisi suara. Dalam pengertian yang lebih luas, puisi abstrak adalah puisi yang menggunakan gambar acak, aliran kesadaran, dan teknik seni abstrak lainnya. Meski tidak untuk semua selera, puisi jenis ini bisa menciptakan pengalaman estetis yang tak terlupakan.

Puisi adalah salah satu bentuk seni sastra tertua. Di masa pra-melek huruf, penyair dan penyair menggunakan sajak berima untuk membuat sejarah lisan dan legenda lebih mudah diingat. Selama berabad-abad, puisi, seperti bentuk seni lainnya, mengembangkan banyak bentuk representasional, lebih baik untuk menceritakan sebuah kisah atau menciptakan karakter atau suasana hati. Baru pada abad ke-19 dan ke-20 para seniman mulai bereksperimen dengan bentuk-bentuk yang tidak mewakili orang atau benda di dunia nyata, tetapi tetap menciptakan bentuk-bentuk yang mengejutkan dan menyenangkan. Baik dalam media tulis maupun visual, ini adalah awal dari seni abstrak.

Abad ke-20 melihat karya banyak penyair berpengaruh, termasuk penyair TS Eliot dan Beat seperti Allen Ginsberg. Pada tahun 1949, penyair Inggris Edith Sitwell menciptakan istilah puisi abstrak untuk menggambarkan karyanya sendiri, di mana kata-kata dipilih untuk bunyi daripada makna. Misalnya, puisinya Hornpipe dimulai dengan baris, “Sky rhinoceros-glum.” Kata-kata yang tampaknya acak ini tidak memiliki hubungan yang jelas, tetapi pembaca mencarinya, hampir tanpa sadar. Lebih penting lagi, menurut Sitwell, ketiga kata tersebut bersama-sama menciptakan suara yang unik dan mudah diingat.

Istilah puisi abstrak tidak banyak digunakan di luar lingkaran kritik sastra. Konsep tersebut, bagaimanapun, mempengaruhi generasi penyair selanjutnya dan menjadi bagian dari tren seni abstrak yang lebih luas. Seniman pertunjukan tahun 1960-an dan 1970-an menciptakan bentuk puisi abstrak mereka sendiri, seperti yang dilakukan oleh pemain kata-kata dan penyair slam tahun 1980-an dan 1990-an. Musisi avant-garde seperti Philip Glass menciptakan karya musik dari suara acak, seperti halnya Sitwell menciptakan puisi dari kata-kata acak.

Syair ee cummings, salah satu penyair terkemuka abad ke-20, dapat dianggap sebagai puisi abstrak. Meskipun Cummings memang menulis tentang orang, peristiwa, dan konsep yang dapat dikenali, pilihan kata-katanya sering kali abstrak. Contohnya adalah puisi tahun 1940 siapa pun yang tinggal di kota yang indah, yang judulnya juga merupakan baris pertama. Puisi ini tentang kehidupan di pinggiran kota, dengan “cantik bagaimana kota” dipilih untuk tidak menggambarkan pinggiran kota, tetapi hanya untuk membuat frasa yang tidak biasa dan mudah diingat. Dalam menamai subjek anonimnya, Cummings sengaja memilih kata “siapa saja”, yang tidak menunjukkan citra mental, memperkuat anonimitas karakter.