Apa Itu Puasa Intermiten?

Puasa intermiten melibatkan makan secara normal untuk jangka waktu tertentu dan kemudian berpuasa untuk jangka waktu tertentu. Misalnya, seseorang yang menjalankan puasa intermiten dapat makan secara normal selama 24 jam, pada dasarnya mengonsumsi apa pun yang diinginkannya. Namun, untuk periode 24 jam berikutnya, ia boleh berpuasa, hanya minum air putih. Beberapa orang bertanya-tanya apakah proses ini aman atau sehat, sementara yang lain mengklaim bahwa ini adalah cara yang baik untuk menurunkan berat badan, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan, dan bahkan mungkin menambah umur seseorang.

Beberapa orang mungkin hanya memikirkan kekurangan ketika mereka mempertimbangkan puasa intermiten. Ini hanya sebagian benar. Pada hari-hari puasa, orang yang mencoba ini hanya boleh mengonsumsi air putih dan tidak ada yang lain. Namun, pada hari-hari makan, orang tersebut pada dasarnya dapat makan apa pun yang dia ingin makan. Dia tidak harus menyangkal dirinya sendiri hal-hal yang kebanyakan orang hindari saat diet. Jika dia ingin sepotong besar kue atau makanan lain yang menggemukkan, dia bisa memakannya tanpa masalah.

Ada berbagai cara untuk terlibat dalam jenis puasa ini. Seseorang yang ingin mencobanya tidak harus mengikuti metode hari-hari-hari libur. Seseorang dapat menggunakan jadwal apa pun yang menggabungkan periode makan dengan periode puasa. Misalnya, beberapa orang hanya makan sekali sehari. Pada jadwal ini, seseorang mungkin memiliki waktu beberapa jam setiap hari untuk makan. Dia mungkin tidak mengkonsumsi apa pun kecuali air di waktu lain dalam sehari.

Sementara jenis puasa ini mungkin terdengar seperti ide yang tidak masuk akal bagi mereka yang baru mengenal konsep ini, beberapa penelitian ilmiah telah menghasilkan hasil yang menggembirakan. Beberapa penelitian pada hewan, misalnya, telah menghasilkan bukti yang menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat memperpanjang rentang hidup. Penelitian lain menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat membantu menjaga kadar glukosa tetap terkendali dan mengurangi gejala asma. Bahkan dapat membantu meningkatkan fungsi jantung dan otak. Dalam penelitian pada manusia, jenis puasa ini telah terbukti berpotensi menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi risiko penyakit kronis; studi lebih lanjut diperlukan, namun, sebelum para ilmuwan dapat yakin manfaat dan risikonya.

Seperti kebanyakan metode penurunan berat badan, ada argumen yang mendukung dan menentang puasa intermiten. Seseorang yang tertarik dengan proses ini mungkin mengalami kesulitan dalam memutuskan saran mana yang harus dia ikuti. Dalam kasus seperti itu, seseorang mungkin sebaiknya berbicara dengan dokternya. Seorang dokter dapat menjelaskan risiko dan manfaat dari jenis puasa ini dan membantu pasien memutuskan berdasarkan status kesehatannya yang unik. Nasihat ahli gizi mungkin terbukti bermanfaat juga.