Apa itu Puasa Daniel?

Puasa Daniel adalah puasa rohani yang didasarkan pada kehidupan seorang nabi bernama Daniel dari Alkitab. Dalam pasal satu dan sepuluh kitab Daniel, ia mengambil bagian dalam puasa untuk menunjukkan imannya dan pengabdiannya kepada Allah. Di bab pertama, Daniel hanya makan sayur, buah, dan air selama puasa. Bab kesepuluh melaporkan bahwa Daniel berpuasa lagi dan menjalani 21 hari tanpa makan daging, roti, atau makanan berharga. Para ahli percaya bahwa berharga berarti manis, oleh karena itu menghilangkan pemanis apa pun, seperti gula, dari makanan Daniel.

Selama puasa Daniel, seseorang diperbolehkan makan semua jenis buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Juga, ia diperbolehkan untuk menggunakan rempah-rempah, bumbu, rempah-rempah, dan minyak, seperti canola, zaitun, atau minyak sayur. Makanan yang dilarang termasuk daging, produk hewani lainnya, produk susu, pemanis — baik buatan maupun alami — roti beragi, makanan olahan atau olahan, makanan yang digoreng, lemak padat, dan minuman apa pun selain air.

Puasa Daniel bertujuan untuk mempengaruhi tiga aspek berbeda dari diri manusia: roh, tubuh, dan jiwa. Menurut iman Kristen, roh adalah yang menerima Roh Kudus ke dalam tubuh orang percaya, oleh karena itu memberikan kekuatan roh untuk mengendalikan tubuh dan jiwa. Puasa Daniel mempengaruhi tubuh dengan menyediakan diet alami yang membantu membersihkan tubuh dari racun, serta kecanduan kafein atau gula. Jiwa dipengaruhi oleh puasa karena di situlah letak emosi dan impuls seseorang. Selain itu, puasa juga menguji kemampuan seseorang untuk bereaksi terhadap keinginan untuk makan atau dorongan emosional yang mungkin menghambat penyelesaian puasa 21 hari.

Tidak seperti puasa keagamaan umum lainnya, puasa Daniel tidak membatasi kapan atau berapa banyak peserta dapat makan. Ini juga memungkinkan pengecualian untuk puasa. Namun demikian, ini terjadi hanya setelah peserta meminta bimbingan Roh Kudus tentang masalah itu.

Seperti diet atau puasa lainnya, puasa Daniel diketahui menghasilkan efek samping pada pesertanya. Ini karena perubahan keseluruhan dalam kebiasaan makan. Efek samping yang paling umum adalah kelelahan, sakit kepala, kram kaki, dan ketidaknyamanan fisik secara umum.

Ada juga manfaat puasa ini. Sebagian besar peserta melaporkan penurunan berat badan karena kurangnya pemanis, daging, dan makanan berlemak. Peserta lain telah melaporkan bahwa puasa Daniel telah membantu diabetes, radang sendi, dan bahkan kanker mereka.