Apa Itu Pola Dasar Penipu?

Pola dasar penipu adalah karakter yang dibangun di atas ide dasar dari satu pihak menipu atau mempermainkan pihak lain. Arketipe adalah ide yang dipahami secara umum yang memiliki kekuatan tetap dalam komunitas manusia universal. Arketipe sering dikaitkan dengan seni, dan khususnya dengan sastra. Pola dasar penipu adalah contoh utama, di mana banyak jenis komunikasi manusia menyertakan referensi ke jenis karakter ini.

Salah satu karakteristik penting dari arketipe adalah penggunaannya dalam mendongeng. Sesuai dengan bentuknya, pola dasar penipu menonjol dalam banyak jenis penceritaan. Para ahli, termasuk antropolog, menunjukkan penggunaan arketipe penipu dalam banyak cerita kosmologi, atau cerita tentang asal usul manusia yang telah diturunkan dari generasi ke generasi dalam masyarakat lisan. Hari ini, banyak dari ini telah dicatat dalam buku.

Dalam mitologi klasik seperti mitologi Yunani dan Romawi, pola dasar penipu adalah umum, seperti halnya dalam budaya yang lebih tidak jelas. Bahkan dalam fiksi umum dari berbagai usia, penipu sebagai arketipe terus muncul ke permukaan. Misalnya, penipu “Mephistopheles” adalah karakter dari siklus Faust, yang merupakan kisah yang banyak disalin dan ditiru dalam peradaban Barat. Karakter ini memberi tahu orang-orang di banyak kisah lain, sebagai contoh penipu yang bersekutu dengan kekuatan jahat.

Para ahli menunjukkan bahwa pola dasar penipu memiliki berbagai presentasi dalam kanon sastra atau artistik lainnya. Beberapa versi dari pola dasar ini umumnya tidak berbahaya, lucu, dan bahkan penipu yang menyenangkan. Lainnya adalah antagonis tangguh atau penjahat yang mengancam orang lain. Kedua hal ini umum dalam literatur banyak masyarakat.

Dalam banyak kasus, pola dasar penipu adalah sosok alegoris. Dalam cerita penciptaan dari jenis yang disebutkan di atas, penipu mungkin berbentuk binatang biasa. Seringkali, penggunaan karakter ini merujuk pada ide-ide spesifik tentang tempat manusia di dunia. Melalui mencerminkan hubungan tertentu dengan karakter lain, penipu mengatakan banyak tentang niat dewa, serta niat manusia.

Mempelajari pola dasar penipu dapat memberi individu wawasan tidak hanya tentang konvensi sastra suatu masyarakat, tetapi juga adat istiadat terdalam dan karakteristik psikologis massa. Beberapa bentuk pola dasar ini juga digunakan dalam psikologi. Misalnya, pola dasar penipu juga merupakan contoh dari “pola dasar Jungian”, dinamai dokter terkenal Carl Jung, yang mengemukakan berbagai teori tentang pikiran manusia.