“Arketipe” adalah istilah luas yang digunakan untuk menggambarkan setiap jenis karakter, kepribadian, simbol, atau perangkat sastra lainnya yang dikenal dan digunakan secara luas. Dalam sastra, istilah tersebut hampir selalu mengacu pada tipe kepribadian karakter generik yang muncul dalam banyak karya sastra. “Ilmuwan gila,” misalnya, adalah arketipe karakter karena hampir secara universal diakui dan digunakan secara luas. Istilah ini dapat, sebagai alternatif, digunakan untuk merujuk pada penggunaan asli dari karakter atau tipe kepribadian yang sering digunakan kembali. Arketipe digunakan dalam berbagai jenis sastra, tetapi sebagian besar diperkirakan berasal dari mitologi dan cerita rakyat awal.
Penting untuk dicatat bahwa istilah “arketipe” dapat merujuk pada model asli yang menjadi dasar karakter dan tipe karakter berikutnya atau ke tipe karakter generik yang digunakan berkali-kali dalam literatur. Penggunaan pertama ilmuwan gila dalam sastra adalah arketipe, seperti halnya setiap penggunaan berikutnya dari tipe karakter itu. Jenis karakter yang hanya digunakan sekali dan tidak pernah ditiru, bagaimanapun, tidak akan dianggap sebagai karakter pola dasar. Namun, sangat jarang bagi karakter untuk sepenuhnya dan sepenuhnya berada di luar arketipe karakter yang diketahui atau digunakan sebelumnya.
Ada banyak sekali arketipe berbeda yang digunakan dalam literatur, beberapa di antaranya didasarkan pada klasifikasi yang biasa diterapkan pada orang-orang nyata, sementara yang lain tidak pernah atau jarang ada di dunia nyata. Arketipe umum, misalnya, termasuk pahlawan yang merenung, pemuda pemberani, joker, dan mentor tua yang bijaksana. Masing-masing, meskipun tidak selalu umum, dapat dihubungkan dengan sedikit kesulitan dengan orang-orang nyata. Pola dasar seperti penyihir atau penguasa jahat mungkin lebih sulit untuk dihubungkan dengan kenyataan, meskipun terkadang koneksi masih dapat dibuat. Namun, arketipe tanpa dasar yang kuat dalam kenyataannya cenderung tidak kehilangan efektivitasnya, karena prevalensi arketipe semacam itu membuatnya tampak sangat dapat diterima oleh pembaca.
Penggunaan arketipe dalam sastra dapat memiliki berbagai efek yang berbeda. Ketika terungkap bahwa suatu karakter cocok dengan arketipe tertentu, pembaca mungkin terdorong untuk berasumsi bahwa setiap aspek kepribadian karakter didasarkan pada karakter arketipe. Untuk alasan ini, seorang penulis mungkin merasa sulit untuk melepaskan diri dari arketipe dan menciptakan karakter yang benar-benar orisinal. Sebagai alternatif, seorang penulis yang terampil mungkin dapat memperkenalkan karakter dan ciri-ciri kepribadian yang memaksa pembaca untuk mengevaluasi kembali ide-ide konvensional dari arketipe tertentu.