Apa itu Pohon Bodhi?

Pohon Bodhi adalah objek penting dalam ikonografi Buddhis, meskipun pohon itu suci bagi orang-orang di Asia Tenggara sebelum munculnya agama Buddha. Pohon itu memiliki nama botani Ficus religiosa. Menurut tradisi Buddhis, pohon Bodhi memainkan peran penting dalam kehidupan Buddha, yang bermeditasi di bawah pohon Bodhi dan menerima pencerahan. Setelah tercerahkan, Buddha melakukan perjalanan ke seluruh Asia untuk mengajar orang lain, mendirikan praktik agama Buddha. Pohon Bodhi ditanam di seluruh dunia untuk keberuntungan dan sebagai aksen hortikultura.

Secara tampilan, pohon Bodhi berukuran sedang. Pohonnya memiliki batang pendek dan tebal yang biasanya mencapai ketinggian sekitar enam kaki (dua meter). Batangnya menghasilkan kanopi lebar dari cabang-cabang yang menyebar yang menawarkan keteduhan dan perlindungan ke area di bawah pohon. Pohon Bodhi juga memiliki daun berbentuk hati yang khas, yang muncul dalam seni religi daerah. Di musim kemarau, pohon Bodhi akan kehilangan daunnya.

Menurut pengetahuan Buddhis, Siddhartha Gautama Buddha adalah seorang pria yang memulai hidupnya sebagai seorang pangeran India. Suatu hari dia memberanikan diri keluar dan melihat empat hal: seorang pertapa, seorang lelaki tua, orang sakit, dan mayat. Empat hal ini kemudian dikenal sebagai Empat Pemandangan, dan membuat Buddha percaya bahwa hidup adalah lingkaran penderitaan. Dia memutuskan untuk menjadi seorang pertapa, meninggalkan kenyamanan hidup di rumah, dan pergi menjelajahi dunia dan belajar.

Selama perjalanannya, Buddha banyak berpuasa dan melakukan praktik lain yang mencakup perampasan fisik. Dia juga belajar meditasi, dan menggunakannya untuk memfokuskan tubuh dan pikirannya. Dia hampir mati karena latihan spiritualnya yang ekstrem, dan memutuskan untuk meluangkan waktu untuk memikirkan hidupnya. Tempat yang dia pilih untuk ini adalah pohon Bodhi, dan dia duduk bermeditasi di sana sampai dia menemukan kebenaran. Pilihan Buddha diakui sebagai Jalan Tengah, tempat pertemuan antara asketisme ekstrem dan kehidupan sehari-hari yang sembrono.

Pada sekitar 300 SM, seorang biarawati Buddhis membawa potongan pohon ke Sri Lanka. Stek ini tumbuh menjadi pohon yang masih ada di Anaradapura, Sri Lanka. Pohon ini diyakini sebagai pohon yang paling lama hidup. Stek telah diangkut ke lokasi lain di seluruh dunia, dan beberapa kuil Buddha memiliki pohon yang diturunkan dari pohon Bodhi asli. Meskipun pohon Bodhi asli ditebang, setek ditanam di lokasi dan dimungkinkan untuk mengunjungi pohon tersebut untuk membuat persembahan atau bermeditasi.

Sebelum munculnya agama Buddha, pohon Bodhi dianggap suci, dan banyak mitos dan tradisi dibangun di sekitarnya. Itu terkait dengan pengetahuan, kesuburan, pencerahan, dan perlindungan. Pohon Bodhi berperan dalam banyak ritual keagamaan, dan masih ditanam di beberapa daerah untuk membawa keberuntungan dan kebahagiaan.