Pada 16 Desember 1773, sekelompok warga Boston yang dipimpin oleh patriot Samuel Adams menyamar sebagai Indian Mohawk dan menaiki tiga kapal Inggris yang berlabuh di Pelabuhan Boston untuk mencari teh impor. Orang-orang ini, bersenjatakan kapak dan tomahawk, membelah batang teh yang mereka temukan di atas kapal dan membuang hampir 10,000 pon (sekitar 4,500 kilogram) teh ke pelabuhan. Tindakan ini diambil oleh penjajah untuk menunjukkan rasa jijik mereka pada upaya Inggris untuk memonopoli pasar teh, memaksa penjajah untuk membeli teh mereka dari British East India Company.
Menurut patriot George Hewes, seorang peserta di Boston Tea Party, para patriot bekerja dengan cepat saat ribuan orang lainnya melihat. “Sekitar tiga jam sejak kami naik ke kapal, kami telah memecahkan dan membuang setiap peti teh yang ditemukan di kapal ke laut,” kata Hewes. Keesokan harinya teh ditemukan mengambang di sekitar pelabuhan. Orang Boston menaiki perahu dayung mereka dan mendayung melalui teh, memaksanya larut dalam air, sehingga tidak ada yang bisa diselamatkan.
Boston Tea Party adalah peristiwa penting dalam sejarah Amerika Serikat karena menandai pertunjukan kekerasan pertama oleh penjajah dan menyerukan kemerdekaan pertama di wilayah Boston. Inggris telah mencabut banyak pajak impor atas penjajah, tetapi tetap mempertahankan pajak teh untuk memberi tahu para penjajah bahwa mereka masih tunduk pada pemerintahan Inggris. Setelah kejadian itu, Inggris menuntut agar pemerintah Boston membayar teh, tetapi penduduk setempat menolak. Akibatnya, pasukan Inggris menutup pelabuhan Boston untuk jangka waktu tertentu, yang selanjutnya memicu seruan untuk kemerdekaan.
Sebuah merek wawasan unik tentang acara tersebut telah dipresentasikan oleh Kapal dan Museum Pesta Teh Boston sejak 1973. Bertempat di Brig Beaver, replika salah satu kapal yang terlibat dalam insiden tersebut, museum menawarkan pengunjung kesempatan untuk “kembali hidup” Pesta Teh. Kapal dan Museum ditemani oleh dua kapal replika baru, Eleanor dan Dartmouth.