Apa itu Perilaku Organisasi Positif?

Perilaku organisasi positif merupakan studi tentang bagaimana emosi positif berhubungan dengan kinerja karyawan di tempat kerja. Ini mengeksplorasi bagaimana psikologi positif berlaku untuk lingkungan kerja dan bagaimana karyawan dapat diajarkan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya psikologis positif mereka. Peneliti perilaku organisasi yang positif percaya mengembangkan harapan, optimisme, dan ketahanan mengarah ke karyawan berkinerja lebih tinggi.

Karyawan yang memiliki harapan menghabiskan energi untuk mencapai tujuan dan menggunakan kemauan keras untuk menghadapi tantangan, menurut para peneliti ini. Mereka merencanakan situasi dan mengevaluasi kembali peristiwa yang terjadi. Perilaku organisasi yang positif ini menciptakan karyawan yang gigih yang mencari solusi alternatif untuk menyelesaikan pekerjaan ketika masalah muncul. Mereka melihat masalah sebagai tantangan dan lebih efektif menghasilkan hasil yang bermanfaat bagi perusahaan, teori menyatakan.

Optimisme memungkinkan seseorang untuk menginternalisasi peristiwa dan melihat peristiwa negatif sebagai sementara dan terkait dengan situasi luar. Pesimisme mendorong kegagalan, menurut studi perilaku organisasi yang positif, tetapi optimisme dapat dipelajari dan diukur, dan berdampak pada kinerja seseorang di tempat kerja. Seorang karyawan yang optimis memaafkan kesalahan masa lalu, hidup di masa sekarang, dan melihat ke masa depan untuk peluang.

Perilaku organisasi positif yang didefinisikan sebagai ketahanan memungkinkan karyawan untuk pulih dengan cepat dari kemunduran dan melanjutkan. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengatasi konflik dan kegagalan dan menghadapi tantangan baru. Ketika karyawan memiliki optimisme, mereka menggunakan fleksibilitas dan adaptasi untuk menemukan solusi atas masalah. Optimisme dapat dikembangkan di tempat kerja melalui pelatihan dan diukur dengan seberapa baik karyawan memenuhi tujuan perusahaan.

Mengajarkan perilaku organisasi yang positif mengarah pada kepuasan kerja yang lebih baik, kebahagiaan kerja, dan komitmen terhadap perusahaan, teori tersebut menyatakan. Karyawan yang puas di tempat kerja akan melampaui apa yang diharapkan dari mereka. Mereka akan secara sukarela membantu rekan kerja dan melakukan tugas tambahan tanpa membenci pekerjaan ekstra. Ketika kepuasan kerja tinggi, karyawan terbuka untuk berubah jika itu menguntungkan majikan.

Kebahagiaan di tempat kerja menunjukkan manfaat lain dari perilaku organisasi yang positif. Ini dianggap sebagai sifat emosional yang meningkatkan rasa sejahtera pada karyawan. Pekerja yang bahagia di tempat kerja umumnya tampak lebih sehat secara mental dan fisik, dan lebih mampu mengatasi stres. Mereka lebih mungkin untuk mencapai potensi tertinggi mereka, yang dapat dievaluasi melalui kinerja mereka.
Komitmen terhadap organisasi menunjukkan perilaku organisasi yang positif yang menghasilkan lebih sedikit ketidakhadiran dan pergantian. Karyawan yang percaya pada perusahaan atau agensi tempat mereka bekerja tetap bekerja karena mereka mau, bukan karena perlu. Mereka percaya pada produk atau jasa yang dihasilkan dan bekerja untuk membuat perusahaan lebih kuat dan lebih menguntungkan.

Studi yang dilakukan pada perilaku organisasi positif menunjukkan kapasitas harapan, ketahanan, dan optimisme menciptakan karyawan termotivasi dan mempengaruhi sikap profesional mereka. Beberapa perusahaan yang menggunakan pendekatan psikologis ini menggunakan pengujian diri untuk mengukur kepuasan kerja karyawan, kebahagiaan di tempat kerja, dan komitmen terhadap organisasi. Faktor-faktor ini dapat dibandingkan dengan kinerja pekerjaan untuk menentukan apakah ada korelasi.