Peniru adalah individu atau bisnis yang dengan sengaja menyesatkan konsumen agar berpikir bahwa dia adalah orang lain. Dalam banyak kasus, sandiwara ini dilakukan untuk nilai hiburan oleh aktor dalam serial televisi atau pertunjukan teater. Jenis penipuan ini biasanya tidak berbahaya, tetapi peniru juga bisa memiliki motif yang cukup jahat. Yang lain akan berperan sebagai peniru untuk diterima, dan penipu jenis ini mengubah identitas mereka untuk mendapatkan akses ke segala sesuatu mulai dari country club hingga file rahasia. Penjahat yang menyamar sebagai peniru sering berharap untuk mendapatkan akses ke kekayaan atau informasi, dan taktik ini sangat umum melalui surat pos dan di Internet.
Bentuk peniru yang paling umum disebut sebagai “penipu.” Orang ini biasanya sangat ahli dalam seni penipuan, dan dia akan menggunakan bakatnya untuk meyakinkan orang lain bahwa dia adalah perwakilan dari organisasi politik, lembaga keuangan, perusahaan besar, atau apa pun yang dapat dia pikirkan untuk mendapatkan dukungan darinya. korban. Setelah tingkat kepercayaan tertentu terbentuk, penipu akan dengan santai mengungkapkan niatnya yang sebenarnya, seringkali dalam bentuk masalah atau kemunduran yang memerlukan bantuan. Dalam situasi ini, korban akan sering menjadi sukarelawan bantuan untuk memperbaiki situasi, yang merupakan awal dari peniru.
Peniru tidak selalu mengandalkan kontak tatap muka untuk menipu korbannya. Dalam banyak situasi, kontak dibuat melalui telepon, surat, atau melalui Internet melalui iklan atau surat korespondensi yang tampaknya tidak bersalah. Niat penjahat dalam skenario jenis ini adalah untuk mendapatkan akses ke beberapa jenis informasi pribadi yang dapat digunakan untuk suatu bentuk pencurian identitas. Sementara pelanggaran seperti nomor kartu kredit curian dan informasi perbankan umum terjadi, beberapa pencuri akan mencoba untuk mendapatkan Nomor Jaminan Sosial untuk sepenuhnya mengambil identitas korban. Setelah ini terjadi, penjahat dapat membeli rumah, kendaraan, saham, atau apa pun yang dapat dia pikirkan dengan menggunakan jalur kredit korban.
Orang sering berpikir bahwa peniru hanya mencari korban yang tidak cerdas, tetapi penelitian menunjukkan bahwa konsumen dengan bakat yang lebih tinggi sering menjadi target yang paling dicari. Sejauh ini cara terbaik untuk menghindari peniru adalah dengan memeriksa kredensialnya secara menyeluruh melalui sumber pihak ketiga—banyak korban mengklaim bahwa mereka melihat tanda peringatan, tetapi mengabaikannya karena mereka pikir mereka membuat keputusan yang cerdas. Tidak peduli apakah si peniru menyamar sebagai polisi, investor, atau jenis profesional lainnya, kebiasaan yang baik bagi konsumen adalah menghindari segala jenis interaksi kecuali identitas orang tersebut dapat dibuktikan tanpa diragukan lagi.