Penilaian kinerja adalah proses di mana kinerja karyawan ditinjau, biasanya oleh satu atau lebih penyelia. Juga dikenal sebagai tinjauan kinerja atau tinjauan karyawan, di perusahaan tempat penilaian kinerja dilakukan, penilaian kinerja biasanya dilakukan secara teratur, dengan tinjauan tahunan menjadi sangat umum. Praktek ini kontroversial di beberapa daerah, karena beberapa orang percaya bahwa itu bukan cara yang efektif untuk mengukur kinerja karyawan, dan tentu saja bisa sangat menegangkan bagi semua pihak yang terlibat.
Mekanisme penilaian kinerja bervariasi, tergantung pada perusahaan. Umumnya, satu atau lebih supervisor menyiapkan laporan tertulis formal yang digunakan dalam evaluasi. Karyawan juga dapat memberikan evaluasi diri tertulis. Kemudian, karyawan tersebut duduk dengan satu atau lebih penyelia untuk membicarakan isu-isu spesifik yang diangkat dalam laporan tertulis. Setelah pertemuan duduk, laporan akhir dapat disiapkan dan disimpan dalam arsip. Rubrik dapat digunakan untuk menjaga agar evaluasi tetap adil dan merata di seluruh perusahaan, dengan daftar topik dan masalah yang harus dibahas dalam semua penilaian.
Pembenaran penilaian kinerja biasanya berkisar pada gagasan bahwa karyawan memerlukan cara formal untuk menentukan seberapa baik mereka melakukan pekerjaan mereka. Pujian atau kritik pada pekerjaan sangat membantu, tetapi laporan tertulis dan evaluasi yang mengikuti serangkaian kriteria yang jelas dapat jauh lebih membantu. Penilaian kinerja juga menyediakan pengaturan untuk intervensi, dan memungkinkan karyawan untuk mengirimkan umpan balik di lingkungan yang aman. Misalnya, seorang karyawan yang dikritik karena melakukan pekerjaan yang buruk pada sesuatu mungkin menyarankan agar pelatihan yang lebih baik diberikan, karena karyawan tersebut tidak tahu bagaimana melakukan tugas tersebut. Demikian juga, karyawan dapat mengkritik atasan langsung yang mungkin tidak bekerja untuk membantu karyawan mereka berhasil.
Kritik terhadap penilaian kinerja berpendapat bahwa, bagi karyawan yang sedang dievaluasi, hal itu dapat berubah menjadi situasi stres yang tinggi. Karyawan dan supervisor sama-sama sering mengungkapkan ketakutan akan penilaian, dan karyawan biasanya menjadi sangat defensif selama evaluasi, yang tidak bermanfaat. Selanjutnya, evaluasi cenderung berfokus pada insiden baru-baru ini, karena masih segar dalam ingatan para evaluator, dan mungkin tidak memberikan tinjauan kinerja yang seimbang.
Memiliki dokumentasi dapat berharga dari perspektif perusahaan yang sedang mempertimbangkan pemutusan hubungan kerja seorang karyawan. Banyak negara memiliki undang-undang yang melindungi orang dari pemutusan hubungan kerja yang salah. Dengan mendokumentasikan masalah yang teridentifikasi dengan karyawan dan mengembangkan rencana tindakan untuk menangani masalah tersebut selama penilaian kinerja, perusahaan dapat menunjukkan bahwa karyawan sadar bahwa dia berisiko diberhentikan, dan bahwa karyawan tahu apa yang dapat dilakukan untuk mencegahnya. penghentian.