Penatagunaan donor adalah pengembangan hubungan yang berkelanjutan antara badan amal dan para pendonornya, di mana badan amal tersebut berusaha untuk mengungkapkan rasa terima kasih atas pemberian donor. Manajemen penatalayanan biasanya melibatkan pemahaman tentang motivasi yang mendorong pemberian untuk usaha amal. Proses penatagunaan donor seringkali memerlukan penggunaan sistem manajemen data untuk melacak donasi dan mencatat niat donor. Dua premis umum di balik sistem manajemen donor mencakup kesetiaan pada niat donor, dan pembangunan hubungan yang berupaya memahami dan menghormati keinginan donor. Karena badan amal sering menerima dana yang signifikan baik melalui wasiat donor dan arahan yang terkandung dalam kehendak individu, sebagian besar yang bekerja di bidang ini berusaha membangun hubungan jangka panjang dengan para donor.
Motivasi untuk memberi amal dapat sangat bervariasi. Beberapa donor mungkin memberi berdasarkan dorongan hati, sering kali setelah terjadi bencana atau kebutuhan lain yang diiklankan secara publik. Namun, banyak donor biasanya mengembangkan hubungan dengan organisasi nirlaba yang berlanjut untuk waktu yang lama dan melibatkan peluang untuk interaksi tatap muka. Interaksi langsung ini memberi staf atau direktur badan amal kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang berharga tentang mengapa para donor memilih untuk mendukung badan amal khusus ini, dan apa yang diharapkan para pendonor terima sebagai imbalannya.
Banyak donor mengharapkan laporan berita reguler tentang kegiatan amal. Ini adalah salah satu alasan mengapa badan amal sering menghasilkan buletin, atau memposting laporan di blog atau situs web tentang bagaimana badan amal membagikan sumbangan untuk memberi manfaat kepada penerima. Aspek lain dari penatalayanan donor adalah menghormati donor melalui penghargaan publik. Seorang donor dapat mendukung ekspansi modal, misalnya, dan menerima kehormatan seperti namanya terukir di jalan setapak, atau dinding.
Mengelola profil pemberian donor biasanya dianggap sangat penting dalam mengembangkan penatalayanan donor yang bertanggung jawab. Undang-undang regional atau nasional mungkin ikut berperan dalam cara mengelola informasi. Badan amal mungkin diminta untuk melacak sumbangan atau warisan tertentu untuk memastikan sumbangan tersebut digunakan sesuai permintaan donor. Untuk badan amal bebas pajak, berbagai undang-undang mungkin mengharuskan kepatuhan terhadap prosedur akuntansi yang memastikan donasi ditangani dengan benar. Di beberapa lokasi, kesetiaan terhadap niat donor diwajibkan oleh hukum.
Penatagunaan donor sering dipandang sebagai komitmen jangka panjang antara badan amal dan donor. Penanganan yang tepat dari warisan donor, terutama jika diberikan secara anumerta, biasanya dianggap sangat penting. Terkadang skandal dapat berdampak negatif pada hubungan donor. Misalnya, jika gaji yang berlebihan diberikan kepada karyawan badan amal di luar kebiasaan, hal itu dapat mencemari reputasi badan amal jika informasi tersebut dipublikasikan.