Apa itu Pembakaran Bahan Bakar?

Pembakaran bahan bakar, juga dikenal sebagai pembakaran bahan bakar, adalah proses di mana bahan bakar dikonsumsi dalam reaksi kimia eksotermis yang melepaskan banyak panas dan cahaya. Biasanya bahan bakar yang dibakar adalah hidrokarbon yang bereaksi dengan oksigen di udara. Sejumlah besar energi panas diperlukan untuk memicu reaksi semacam itu.
Penggunaan utama pembakaran bahan bakar adalah energi. Bahan bakar yang paling umum digunakan untuk produksi energi adalah bahan bakar fosil, yang terdiri dari bahan organik kuno yang telah terurai. Minyak, batu bara, dan gas alam adalah tiga bahan bakar fosil yang paling umum digunakan dalam reaksi pembakaran bahan bakar. Energi yang dihasilkan ketika bahan bakar ini dibakar dapat digunakan untuk menyalakan apa saja, mulai dari mobil hingga peralatan rumah tangga.

Salah satu tantangan awal menggunakan pembakaran bahan bakar untuk energi adalah ketidakstabilan pembakaran tersebut. Api, sudah diketahui dengan baik, cenderung tidak dapat diprediksi dan seringkali ganas. Memanfaatkan ini untuk energi adalah proses yang sulit. Perangkat seperti injektor bahan bakar modern memastikan bahwa reaksi kekerasan tetap terkendali dan setidaknya relatif efisien, memastikan keamanan dan pasokan energi yang konsisten.

Ada bahan bakar padat, cair, dan gas yang dapat digunakan dalam pembakaran bahan bakar, yang sebagian besar adalah hidrokarbon. Bahan bakar padat terbakar dalam tiga fase. Pada tahap pemanasan awal, suhunya meningkat hingga mencapai titik nyala dan mulai melepaskan gas yang mudah terbakar. Berikutnya adalah fase distilasi; dalam fase ini, gas yang dilepaskan dari padatan terbakar, nyala api sering terlihat, dan banyak panas dilepaskan. Tahap terakhir adalah fase arang, di mana padatan tidak mengandung cukup gas yang mudah terbakar untuk terbakar secara konsisten, sehingga hanya bersinar dan membara.

Bahan bakar cair cenderung terbakar hanya dalam fase gas. Mereka dipanaskan sampai mereka mulai menguap, dan uapnya menyala. Gas cenderung terbakar dengan cepat dan mudah karena sudah dalam keadaan berenergi dan partikelnya berjauhan, memungkinkannya bercampur dengan oksigen dan bereaksi dengan mudah.

Pembakaran bahan bakar, terutama dengan bahan bakar fosil, cenderung menghasilkan jumlah CO2 yang signifikan. Batubara, khususnya, dianggap sebagai bahan bakar “kotor” karena jumlah gas berbahaya yang dilepaskannya ke atmosfer. Karena kebutuhan pembakaran bahan bakar yang meluas untuk menghasilkan energi, banyak CO2 dilepaskan ke atmosfer. Banyak yang khawatir bahwa ini dapat menyebabkan pemanasan global yang meluas. Karena itu, banyak yang mencoba melakukan apa yang mereka bisa untuk mendorong konservasi energi dan hidup dengan cara yang jauh lebih bersih dan tidak terlalu menuntut energi dan bahan bakar.