Apa itu Pelayaran Kayu?

Ketika rimbawan dan penilai memeriksa tegakan kayu untuk menentukan nilai potensinya, ini dikenal sebagai jelajah kayu. Ada berbagai macam alasan untuk meminta jelajah di tegakan hutan, dari keinginan untuk mendapatkan perkiraan yang akurat dari nilai tanah, untuk memenuhi mandat dari rencana pengelolaan hutan yang sedang berlangsung. Proses ini biasanya dilakukan oleh rimbawan terlatih dan berlisensi atau profesional kayu.

Pelayaran kayu melibatkan pemilihan sampel yang representatif dari tegakan hutan dan mencatat spesies yang dominan, tinggi dan diameternya, dan kualitas rata-rata. Saat menjelajah, rimbawan juga akan memikirkan masalah yang mungkin muncul selama pemanenan kayu, seperti ancaman terhadap spesies hewan yang mungkin bersarang di pohon, kemudahan akses ke lokasi, dan potensi erosi saat pohon dipindahkan dari lokasi. lokasi. Setelah semua faktor ini diperhitungkan, perkiraan yang akurat dari nilai total kayu dapat dibuat.

Salah satu alasan utama meminta seorang rimbawan untuk melakukan penjelajahan kayu adalah untuk menentukan nilai potensial kayu di suatu lokasi jika ditebang dan dijual. Jenis penilaian ini selalu dilakukan sebelum penebangan dijadwalkan di suatu lokasi, dan biasanya juga dilakukan ketika sebidang tanah kayu berpindah tangan. Orang-orang yang tidak berpengalaman dalam industri kayu akan disarankan untuk meminta penilaian atas lahan kayu mereka sebelum mereka menjualnya, untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan nilai semaksimal mungkin.

Para rimbawan juga menggunakan jelajah kayu untuk mengawasi pertumbuhan hutan dan kesehatan hutan. Banyak rencana pengelolaan hutan menetapkan pelayaran terjadwal secara teratur untuk memantau kondisi di hutan. Proses ini dapat mengungkapkan hal-hal seperti kerusakan akibat badai, serangan hama, dan pembalakan liar, dan juga dapat digunakan untuk menentukan seberapa cepat pohon tumbuh, dan kapan pohon tersebut siap dipanen.

Sebelum ekspedisi jelajah kayu dapat dimulai, seorang rimbawan biasanya meluangkan waktu mencari-cari melalui catatan akta di daerah tersebut, untuk memastikan bahwa dia tahu di mana batas-batas tanahnya. Setelah batas-batas ditetapkan dengan jelas, rimbawan dapat pergi ke hutan dengan peralatan pengukur dan buku catatan untuk mencatat statistik vital tertentu. Pelayaran kayu dapat memakan waktu beberapa hari, terutama di hutan yang luas, dan dalam prosesnya, rimbawan juga dapat menandai batas dengan patok survei atau pita untuk referensi di masa mendatang.