Pada tahun 1864, seorang pria Prancis bernama Louis Pasteur menemukan bahwa cairan seperti susu dapat dipanaskan hingga suhu sedikit di bawah titik didih dan ditahan di sana selama beberapa waktu untuk menghilangkan bakteri yang paling berbahaya. Proses pasteurisasi dinamai Louis Pasteur sebagai pengakuan atas kontribusinya yang besar terhadap keamanan pangan dan teori penyakit. Toko kelontong membawa beragam barang pasteurisasi termasuk susu, jus, susu non-susu, dan produk makanan serupa lainnya. Banyak negara mengharuskan makanan dipasteurisasi untuk keamanan.
Pasteurisasi bergantung pada prinsip bahwa sebagian besar bakteri berbahaya dapat dibunuh oleh panas. Cara paling efektif untuk membunuh bakteri adalah dengan merebusnya, tetapi ini mengurangi rasa dari cairannya. Pasteurisasi menyerang media yang menyenangkan, menjaga rasa tetap lezat sambil membuat makanan lebih aman. Selain meminimalkan risiko penyakit, pasteurisasi juga membuat makanan lebih stabil di rak dan kecil kemungkinannya untuk membusuk, yang berarti bahwa produk susu segar dan jus tersedia untuk lebih banyak orang.
Ada dua metode utama pasteurisasi: cairan dapat dipanaskan hingga 145 derajat Fahrenheit (63 derajat Celcius) dan ditahan di sana setidaknya selama tiga puluh menit, atau cairan dapat dipasteurisasi pada suhu 161 derajat Fahrenheit (72 derajat Celcius) selama minimal dari 16 detik. Pasteurisasi dapat dilakukan dengan metode kontinyu, dimana cairan mengalir melalui sistem pasteurisasi, atau dengan menggunakan metode batch, dimana satu batch cairan dipasteurisasi pada suatu waktu. Pasteurisasi berkelanjutan populer untuk produsen besar, karena tidak memperlambat jalur pasokan seperti halnya pasteurisasi batch.
Pasteurisasi harus dilakukan pada peralatan yang bersih. Jika bakteri masuk setelah cairan dipasteurisasi, ia dapat menjajahnya dan berpotensi menyebabkan wabah penyakit bawaan makanan. Untuk alasan ini, perusahaan yang melakukan pasteurisasi harus sering diperiksa untuk memastikan bahwa peralatan yang mereka gunakan aman, dan cairan yang mereka pasteurisasi ditangani dengan benar.
Setelah pasteurisasi, bakteri masih bisa muncul. Penting agar makanan ditangani dan disimpan dengan aman di setiap langkah proses pasokan dari hewan, buah atau sayuran hingga perut. Dalam kebanyakan kasus, setelah makanan dipasteurisasi, makanan harus didinginkan. Makanan disimpan dalam lemari pendingin sampai dikirim dalam truk berpendingin ke toko grosir, yang menyimpan makanan di bawah lemari pendingin sampai konsumen membelinya. Konsumen rumahan bertanggung jawab untuk mengikuti arahan mengenai suhu untuk memastikan bahwa makanan yang mereka konsumsi aman.