Obat vasokonstriktor adalah obat yang menyebabkan pembuluh darah tubuh menyempit. Pembuluh darah ini secara alami memiliki kemampuan untuk rileks dan berkontraksi saat darah dipompa melaluinya, dan obat-obatan yang menyempit hanya membuat pembuluh lebih sempit daripada yang seharusnya. Obat golongan ini dapat bermanfaat bagi orang dengan kondisi seperti syok dan tekanan darah rendah. Obat vasokonstriktor, yang juga disebut vasopresor, dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu analog vasopresin dan agonis alfa-adrenoreseptor.
Pada seseorang dengan sistem peredaran darah yang sehat, jantung memompa darah melalui vena dan arteri dalam pola detak jantung, yang bergantian antara tekanan tinggi dengan tekanan rendah. Untuk mengakomodasi perubahan tekanan, pembuluh darah ditutupi otot, yang memungkinkan saluran untuk mengembang dan berkontraksi. Vasokonstriksi adalah istilah ilmiah untuk kontraksi pembuluh darah, yang mengurangi diameter dalam pembuluh berongga. Selain menanggapi variasi tekanan alami dari perjalanan darah, pembuluh darah juga dapat menyempit sebagai respons terhadap faktor lingkungan seperti dingin, stres, dan bahkan nikotin dari asap rokok.
Beberapa kondisi medis menyebabkan masalah dengan pergerakan darah yang efisien ke seluruh tubuh. Syok, misalnya, adalah kondisi serius yang bisa mematikan. Hipotensi, yaitu tekanan darah rendah, juga bisa berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, obat vasokonstriktor dapat menjadi alat yang berguna dalam mengobati kondisi ini. Kadang-kadang, efek konstriksi obat dapat dilengkapi dengan pemberian obat tambahan dari kelas inotrop, yang meningkatkan kekuatan kontraksi jantung.
Dua pilihan obat vasokonstriktor tersedia bagi dokter. Salah satu jenis obat adalah obat yang menempel pada reseptor tertentu pada otot pembuluh darah untuk mencegah mereka melakukan pekerjaan memperluas pembuluh darah. Reseptor-reseptor ini disebut alfa-adrenoreseptor, dan oleh karena itu obat-obatan tersebut disebut agonis alfa-adrenoreseptor. Contoh obat spesifik dalam kelompok ini adalah metoxamine, tetrahydralazine dan clonidine. Kemungkinan efek samping dari kelompok obat ini termasuk detak jantung yang tidak normal, sakit kepala dan retensi cairan.
Jenis utama kedua dari vasokonstriktor adalah molekul yang mirip dengan hormon alami yang disebut vasopresin. Hormon ini, dan salinannya yang ada dalam produk obat, memblokir reseptor di otot yang disebut reseptor V1, dan dengan demikian mencegah perluasan pembuluh darah. Efek signifikan dari analog hormon ini, serta vasokonstriksi, adalah kehilangan air dari tubuh. Kemungkinan efek samping termasuk sakit kepala, perasaan mual, dan kekurangan elektrolit karena kehilangan air yang berlebihan.