Istilah “kikir” digunakan untuk menggambarkan seseorang yang pelit dengan uang. Namun, karena kemiripannya yang tidak menguntungkan dengan julukan rasial, kata yang tidak berbahaya ini telah dikelilingi dengan kontroversi di antara penutur bahasa Inggris selama sebagian besar abad ke-20. Pada awal tahun 1924, orang-orang bingung “dengan kikir” dengan julukan rasial, dan pada tahun 1990-an yang sadar sosial, beberapa kontroversi meletus ketika pejabat publik menggunakan kata itu. Meskipun penggunaannya sepenuhnya sesuai dengan keadaan, seperti dalam contoh seorang pejabat yang mengatakan bahwa ia akan “perlu kikir dengan keuangan” untuk mengatasi pemotongan anggaran, kegemparan publik menyoroti kebingungan atas kata ini.
Akar kata ‘kikir’ terletak pada batang Indo-Eropa, ken-, yang berarti ‘tertutup’ atau ‘kencang’. Berbagai kata lain juga terkait dengan kata ini, termasuk neap, nibble, dan nip. Salah satu penggunaan kata yang paling awal didokumentasikan berasal dari karya Chaucer, menunjukkan bahwa kata itu umum digunakan pada abad ke-14. Ejaan tidak dibakukan pada periode ini, sehingga “kikir” muncul dalam berbagai variasi warna-warni, tetapi arti kata itu jelas.
Penghinaan rasial yang membingungkan kata ini tampaknya telah berkembang pada abad ke-15. Ini berasal dari kata Spanyol untuk “hitam,” negro. Jelas, cercaan rasial dimaksudkan untuk merujuk warna kulit, meskipun mungkin awalnya digunakan murni sebagai kata deskriptif, seperti “pirang.” Ketika sikap terhadap orang kulit hitam berubah, kata itu mulai mendapatkan konotasi rasis yang lebih jahat, dan di era modern, itu dianggap sangat ofensif.
Kebingungan antara kikir dan kata yang sama sekali berbeda asal usulnya menggambarkan salah satu masalah yang menarik dengan bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris diambil dari gabungan bahasa, tidak jarang kita menemukan kata-kata yang terdengar mirip, tetapi memiliki arti yang sangat berbeda. Karena julukan rasial telah menjadi kata yang dibebankan untuk digunakan, banyak orang melompat “dengan kikuk” ketika mereka mendengarnya, dengan asumsi bahwa pembicara sedang rasis.
Meskipun secara linguistik tepat untuk menggambarkan seseorang yang kikir atau kikir sebagai orang yang kikir, itu mungkin tidak dianjurkan. Menyortir kebingungan antara kata yang tidak bersalah dan julukan rasial membutuhkan pelajaran singkat dalam etimologi, sesuatu yang banyak orang tidak mau duduk diam dalam panasnya diskusi tentang kata-kata bermuatan rasial. Karena banyak orang yang enggan menggunakan kata ‘niggardly’ dalam percakapan yang sopan karena takut menyinggung perasaan, kemungkinan kata tersebut berpotensi hilang dari bahasa Inggris karena penggunaan yang kurang umum.