Apa itu Nativisme?

Istilah “nativisme” mengacu pada preferensi yang kuat untuk penduduk suatu negara atau wilayah dan penentangan terhadap imigrasi ke daerah itu. Nativisme mungkin muncul karena alasan etnis, agama, budaya atau ras. Dalam banyak kasus, muncul karena ketakutan bahwa para imigran akan mengurangi kekuatan atau status sosial, ekonomi, politik atau budaya dari penduduk sebelumnya di suatu daerah atau mengubah komposisi penduduk daerah itu dan budayanya.

Alasan untuk Nativisme

Ada banyak alasan mengapa kaum nativis menentang imigrasi. Misalnya, mereka mungkin mengklaim bahwa para imigran akan mengambil pekerjaan dari penduduk yang sudah mapan atau membebani pemerintah jika mereka tidak mampu menghidupi diri mereka sendiri. Pribumi lain mungkin mengatakan bahwa budaya daerah akan berubah atau patriotisme berkurang. Beberapa nativis mungkin mencela penolakan atau ketidakmampuan imigran untuk mempelajari bahasa lokal, dan yang lain mungkin berpendapat bahwa terlalu banyak imigrasi akan menyebabkan kelebihan populasi. Bahkan jika mereka tidak menganggap diri mereka sebagai nativis, banyak orang memiliki sudut pandang tertentu yang dapat dikatakan sebagai nativis, setidaknya sampai taraf tertentu.

Pengaruh terhadap Kebijakan Pemerintah
Banyak negara dan wilayah telah mengadopsi kebijakan dan hukum yang dipengaruhi oleh nativisme. Batas imigrasi adalah contoh umum. Contoh lain termasuk penetapan bahasa resmi dan persyaratan tempat tinggal atau kewarganegaraan agar memenuhi syarat untuk mendapatkan tunjangan pemerintah tertentu.

Kadang-kadang, terutama selama masa perang, negara-negara akan membatasi hak-hak imigran tertentu. Misalnya, suatu negara yang berperang dengan negara lain mungkin memaksa imigran dari negara tersebut untuk tinggal di daerah tertentu atau di kamp interniran. Para imigran mungkin kehilangan hak suara mereka atau, dalam beberapa kasus, mungkin terpaksa meninggalkan negara itu.

Konsekuensi Sosial
Bahkan ketika kebijakan pemerintah tidak dipengaruhi oleh nativisme, sentimen anti-imigrasi di kalangan masyarakat dapat mengakibatkan diskriminasi terhadap imigran. Mereka mungkin mengalami kesulitan mencari pekerjaan atau perumahan, misalnya. Nativisme ekstrem dapat mengakibatkan kekerasan atau kejahatan lain terhadap imigran. Kasus yang tidak terlalu parah dapat mengakibatkan kurangnya penerimaan atau integrasi ke dalam masyarakat.

Contoh Sejarah
Contoh nativisme dapat dilihat melalui sejarah, seperti di Amerika Serikat pada tahun 1800-an dan awal 1900-an. Selama masa imigrasi besar-besaran ini, banyak orang Amerika menentang imigrasi kelompok-kelompok seperti orang Jerman, Katolik, dan Tionghoa. Baru-baru ini, oposisi terhadap imigrasi ilegal dari Meksiko telah lazim di antara beberapa orang Amerika. Di Eropa, warga dari berbagai negara takut atau menentang imigrasi karena berbagai alasan. Contoh penentangan terhadap imigrasi dari Cina atau Jepang juga dapat ditemukan di beberapa negara.