Apa itu Narasi Visual?

Narasi visual adalah jenis cerita yang diceritakan terutama atau seluruhnya melalui media visual, seperti foto, ilustrasi, atau video. Tidak ada batasan jenis naratif yang dapat dibuat secara visual — naratif visual dapat berupa fiksi atau nonfiksi dari genre apa pun. Beberapa narasi seperti itu bahkan digunakan terutama untuk tujuan praktis untuk mengkomunikasikan ide yang sama kepada penutur bahasa yang berbeda. Secara umum, banyak penekanan ditempatkan pada kualitas dan organisasi elemen visual dalam narasi visual, karena elemen tersebut bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan cerita kepada “pembaca.” Aspek visual mungkin, dalam beberapa kasus, dilengkapi dengan teks atau audio, tetapi penekanannya harus tetap kuat pada elemen visual agar naratif dianggap terutama bersifat visual.

Narasi visual sebagai gaya bercerita memungkinkan banyak variasi dalam metodologi dan presentasi. Narasi semacam itu bisa berbentuk film, novel grafis atau buku komik, atau hanya serangkaian gambar. Bahkan dalam kategori ini, seniman dan pendongeng memiliki banyak ruang untuk bereksperimen. Kategori luas “narasi visual” memungkinkan pendongeng untuk mencoba menceritakan kisah dari berbagai sudut dan menggunakan berbagai metode untuk mengomunikasikan berbagai aspek narasi.

Narasi tertulis dan narasi visual memiliki banyak kesamaan karena biasanya memiliki tujuan yang sama. Narasi visual selalu dimaksudkan untuk mengomunikasikan cerita dalam bentuk tertentu, seperti halnya cerita tertulis. Dalam banyak kasus, narasi visual, seperti padanan tertulisnya, digunakan untuk mengomunikasikan nilai dan cita-cita seniman atau pendongeng juga. Mereka juga cenderung menggunakan elemen plot yang serupa, seperti karakter kompleks, konflik, dan peristiwa transformatif yang mengarah pada pengembangan karakter lebih lanjut.

Meskipun narasi visual terutama mengandalkan gambar untuk mengkomunikasikan ide, banyak narasi semacam itu menggabungkan media lain untuk memperkaya cerita. Film, misalnya, seringkali sangat bergantung pada ucapan dan komponen audio lainnya, meskipun sebagian besar aksinya bersifat visual. Demikian pula, meskipun novel grafis adalah bentuk narasi visual dan terutama mengandalkan gambar, elemen penting seperti dialog disajikan dalam bentuk teks. Meskipun banyak narasi visual yang menggabungkan atau mengandalkan media lain, beberapa pendongeng dan seniman lebih memilih untuk mengomunikasikan narasi mereka sepenuhnya melalui penggunaan gambar. Narasi seperti itu, yang dipersiapkan dan disajikan dengan baik, dapat menjadi kompleks dan kaya informasi seperti film atau cerita tertulis apa pun.