Selama awal 1970-an, penulis Robert Pirsig merilis novel filosofis (dan banyak yang percaya semi-otobiografi) berjudul Zen and the Art of Motorcycle Maintenance (ZaMM). Seolah-olah, novel ini tentang perjalanan sepeda motor lintas negara ayah dan anak untuk bersatu kembali dengan seorang mentor bernama Phaedrus. Pada kenyataannya, narator sering menyimpang dari plot untuk menyampaikan serangkaian diskusi filosofis, yang ia sebut ‘chatauquas’, menurut tradisi India. Chatauquas ini membentuk dasar dari filosofi yang dikenal sebagai Metafisika Kualitas.
Konsep Metafisika Kualitas dimulai setelah Pirsig dan beberapa rekannya berdiskusi mengenai kata ‘baik’. Satu aliran pemikiran menyarankan bahwa ‘baik’ sebenarnya dapat diukur, bahkan jika itu tidak dapat diukur secara ilmiah. Ketika kita mengatakan sebuah lukisan itu bagus, yang sebenarnya kita katakan adalah lukisan itu mengandung sejumlah ‘baik’. Sebagai masyarakat, kita secara alami tertarik pada objek dan ide yang mengandung lebih banyak ‘kebaikan’ daripada yang lain. Pirsig beralasan bahwa ‘baik’ berfungsi sebagai kata benda sebanyak kata sifat, yang mengarah pada konsep ‘Kualitas’ sebagai ukuran filosofis kebaikan.
Filosofi Metafisika Kualitas menunjukkan bahwa individu dan masyarakat sama-sama didorong oleh pengejaran Kualitas. Misalnya, jika seorang anak kecil disajikan dengan dua sandwich, satu dengan steak dan yang lainnya dengan bologna, anak tersebut tidak memiliki alasan untuk memilih salah satu dari yang lain. Kedua sandwich akan mengandung Kualitas yang sama. Namun, orang dewasa yang pernah mencicipi steak hampir selalu memilih sandwich steak, karena sandwich akan memiliki Kualitas yang lebih tinggi. Dalam arti yang lebih luas, budaya dan masyarakat juga didorong oleh pengejaran Kualitas yang lebih tinggi, yang menjelaskan bagaimana kota-kota dinamis seperti New York dan Paris terus tumbuh dan berkembang.
Metafisika Kualitas juga membahas evolusi alami budaya. Seorang pria yang tinggal sendirian di pulau terpencil hanya memiliki satu standar untuk hidup, dan itu adalah kelangsungan hidup fisik. Jika beberapa orang lagi bergabung dengan pria ini di pulau itu, maka evolusi alami akan menjadi implementasi kode sosial. Begitu semua orang ini membentuk struktur sosial, maka struktur yang lebih intelektual secara alami akan muncul. Metafisika Kualitas menunjukkan bahwa tiga tingkat masyarakat – fisik, sosial dan intelektual – bekerja sebagai bentuk pemeriksaan dan keseimbangan.
Aspek lain dari Metafisika Kualitas adalah pemeriksaan Kualitas itu sendiri. Pirsig percaya bahwa kita tidak pernah bisa benar-benar melihat Kualitas bekerja, karena itu bergerak konstan atau dinamis. Apa yang bisa kita lihat adalah hasil dari Kualitas dinamis itu. Misalnya, kita dapat mengunjungi museum dan melihat “Mona Lisa” karya Leonardo Da Vinci. Lukisan ini akan mewakili suatu bentuk Kualitas yang statis, karena kita dapat memeriksanya secara fisik dan menetapkan tingkat ‘baik’. Aspek dinamis Kualitas, bagaimanapun, menyapu seniman ratusan tahun yang lalu dan mengilhami lukisan itu.
Beberapa kritikus Metafisika Kualitas menunjukkan bahwa Pirsig banyak meminjam dari filosofi yang ada dan konsep aslinya jauh dari filsuf abad ke-20 lainnya. Setelah penerbitan Zen dan Seni Perawatan Sepeda Motor, Pirsig sendiri meluangkan waktu untuk menyusun Metafisika Kualitasnya. Novel lanjutannya, Lila, lebih jauh memperluas konsep aslinya tentang Kualitas dan pengaruhnya terhadap pilihan moral. Phaedrus, narator dari ZaMM, bertemu dengan seorang wanita bermasalah bernama Lila, yang keputusan hidupnya menginspirasi dia untuk memeriksa Kualitas sebagai penyelidikan moral.
Metafisika Kualitas dapat menjadi tantangan bagi mereka yang tidak terbiasa dengan teori filosofis tingkat lanjut. Membaca kedua novel filosofis Pirsig adalah langkah pertama yang kritis untuk memahami konsep-konsep yang mendasarinya. Tersedia juga panduan belajar yang akan menjawab banyak pertanyaan pembaca. Esai oleh pendukung dan kritikus Metafisika Kualitas mungkin juga terbukti mencerahkan.