Apa itu Mendikan?

Pengemis adalah seseorang yang mengandalkan amal dan niat baik untuk bertahan hidup, meminta sumbangan uang, makanan, dan persediaan dari anggota masyarakat yang murah hati. Pada dasarnya, pengemis adalah pengemis, kecuali kata “pengemis” tidak memiliki asosiasi negatif yang terkait dengan pengemis, dan pengemis biasanya anggota ordo atau pertapa agama yang telah mengambil sumpah kemiskinan. Hal ini sangat kontras dengan pengemis sejati, yang pada umumnya tidak memilih hidup miskin untuk dirinya sendiri.

Tradisi pengemis di banyak agama sudah kuno. Pengemis ada di sebagian besar agama karena beberapa alasan. Yang pertama adalah bahwa banyak agama memiliki tradisi amal dan sedekah, dan oleh karena itu, individu yang saleh perlu memiliki subjek untuk amal mereka. Banyak agama juga menyediakan tempat khusus bagi para petapa yang mengabdikan hidup mereka untuk kontemplasi keagamaan, dan orang-orang saleh dapat menerima pujian khusus karena mendukung anggota agama mereka sendiri yang telah bersumpah miskin. Oleh karena itu, para pengemis adalah bagian penting dari praktik keagamaan.

Ketika seseorang menjadi pengemis, dia mengucapkan sumpah kemiskinan, setuju untuk tidak memiliki properti di balik pakaian dasar dan mangkuk pengemis, dan dalam beberapa agama, bahkan mangkuk pengemis dilarang. Setiap properti yang dikuasai pengemis biasanya diberikan kepada Gereja atau Kuil ketika sumpah ini diambil, dan pengemis juga setuju untuk melepaskan klaim apa pun atas warisan. Setelah seorang pengemis mengambil sumpah, dia mungkin tinggal bersama pengemis lainnya di vihara, atau dia mungkin menjadi seorang pengembara, bepergian untuk berbicara tentang agama dan keyakinan. Pengemis lain mungkin memilih untuk hidup dalam pengasingan untuk merenungkan masalah agama.

Kekristenan, Buddha, Hindu, dan Islam semuanya memiliki tempat bagi para pengemis, dan banyak yang memiliki waktu tertentu dalam setahun ketika para pengemis seharusnya dirayakan dan didukung. Dalam Kekristenan, beberapa ordo pengemis termasuk Fransiskan dan Karmelit hidup dan sehat di seluruh dunia, mengandalkan amal seperti yang telah mereka lakukan selama berabad-abad. Beberapa dari ordo pengemis Kristen ini diizinkan untuk memiliki tempat tinggal bersama, meskipun properti itu biasanya secara resmi milik Gereja.

Menjadi seorang pengemis adalah ekspresi mendalam dari keyakinan agama. Sebagai aturan umum, menolak kehidupan seorang pengemis setelah memeluknya tidak disukai, menjadikan pilihan ini sebagai keputusan seumur hidup bagi umat beragama. Kehidupan pengemis tentu bukan untuk semua orang; Mengandalkan amal bisa sangat sulit, terutama bagi orang-orang yang terbiasa dengan kehidupan yang teratur dan akses ke berbagai macam barang dan jasa.