Apa itu Manajemen Ekosistem?

Ada banyak definisi yang berbeda untuk istilah pengelolaan ekosistem, tetapi ada dua tema umum di antara mereka semua. Pertama, pengelolaan ekosistem harus memelihara atau meningkatkan ekosistem. Kedua, manajemen harus menyediakan produk atau layanan untuk pengguna ekosistem saat ini dan di masa depan.

Ekosistem terdiri dari semua spesies, termasuk manusia, yang hidup dalam lingkungan fisik tertentu. Itu terdiri dari komponen hidup dan tidak hidup yang berinteraksi untuk membentuk sistem yang stabil dan melestarikan diri. Suatu ekosistem stabil karena dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dari dalam dan terus berlangsung tanpa gangguan dari manusia atau spesies lain. Contoh ekosistem termasuk hutan jenis konifera di Amerika Utara, hutan rumput laut di laut dan hutan hujan tropis.

Jika bagian tertentu dari suatu ekosistem dihilangkan lebih cepat daripada yang dapat diisi ulang, maka seluruh sistem bisa bermasalah. Hal ini dapat disebabkan oleh invasi spesies baru atau pemanfaatan dan eksploitasi sebagian ekosistem oleh manusia. Tidak masalah bagian ekosistem mana yang dihilangkan, efeknya tetap sama.

Ada banyak contoh eksploitasi berlebihan suatu spesies oleh manusia, termasuk kayu merah raksasa di California, berbagai spesies hewan buruan besar di Afrika, dan paus di seluruh dunia. Penipisan populasi paus melalui perburuan sangat dipublikasikan. Konservasi bukan berarti tidak ada tumbuhan atau hewan yang dapat dimusnahkan. Alih-alih, pemindahan dilakukan dengan cara yang terkontrol sehingga tidak ada yang dihapus dari ekosistem lebih cepat daripada yang bisa diganti. Konservasi melalui pengelolaan ekosistem berarti seluruh ekosistem dapat dipertahankan sekaligus menyediakan untuk pengguna saat ini dan masa depan.

Salah satu poin utama penentangan terhadap pengelolaan ekosistem berasal dari mereka yang saat ini menggunakan ekosistem untuk mata pencaharian mereka. Contohnya adalah produksi kayu versus konservasi di dalam hutan jenis konifera di Pacific Northwest Amerika Serikat. Mereka yang berada di industri kayu khawatir akan kehilangan pekerjaan, sementara para konservasionis menunjuk pada hilangnya spesies kunci, seperti burung hantu, karena kurangnya pohon. Program pengelolaan ekosistem yang disusun memberikan cara untuk memanen kayu dengan tetap menyisakan cukup banyak pohon di kawasan tertentu untuk mempertahankan tingkat spesies.

Penting untuk dicatat bahwa pengelolaan ekosistem melibatkan pemeliharaan seluruh ekosistem, tidak hanya bekerja pada spesies atau bagian tertentu dari ekosistem. Seringkali dengan berfokus hanya pada satu area, area lain dalam ekosistem akan menderita ketika satu area menjadi makmur. Pengelolaan ekosistem menawarkan pandangan yang lebih holistik dalam menciptakan ekosistem yang sukses untuk masa kini dan masa depan.