Apa itu Lesi Limpa?

Lesi limpa adalah kista yang tidak biasa atau area jaringan permukaan yang meradang pada limpa. Lesi dapat disebabkan oleh berbagai penyakit dan kondisi kesehatan yang merugikan, termasuk infeksi bakteri dan virus, penumpukan sel kekebalan yang tidak normal, kanker, dan trauma fisik langsung pada organ. Sebagian besar lesi limpa tidak menimbulkan gejala fisik, meskipun nyeri tumpul dan pembengkakan perut ringan mungkin ada dalam beberapa kasus. Dokter umumnya mencoba mengidentifikasi dan mengobati penyebab lesi untuk mencegah komplikasi. Jarang, lesi dapat menyebabkan perkembangan abses atau menyebabkan ruptur yang perlu ditangani di ruang gawat darurat.

Limpa adalah organ yang relatif kecil yang ditemukan di perut bagian atas dekat hati. Ini berperan dalam menyaring sel darah merah dan merangsang respons sistem kekebalan terhadap bakteri, virus, dan patogen lain dalam tubuh. Karena organ menerima darah dan getah bening, ia rentan terhadap infeksi yang menyebar dari kelenjar getah bening. Lesi limpa dapat terjadi ketika infeksi menyebar di dalam limpa dan merusak lapisan jaringan. Kanker darah seperti leukemia dapat menyebabkan lesi ganas berkembang, dan trauma tumpul pada perut dapat menyebabkan kerusakan jaringan dalam pada limpa.

Kemungkinan penyebab lain dari lesi limpa adalah penyakit yang dikenal sebagai sarkoidosis, yang juga dapat mempengaruhi paru-paru, hati, dan kelenjar getah bening. Sarkoidosis menyebabkan sekelompok kecil sel kekebalan abnormal tumbuh, yang menyebabkan peradangan dan pembengkakan jaringan di dekatnya. Lesi yang dihasilkan dapat disertai dengan demam, kelelahan, penurunan berat badan, dan nyeri perut yang konstan.

Lesi limpa biasanya dapat dideteksi dengan bantuan computerized tomography (CT) dan magnetic resonance imaging (MRI) scan. Seorang dokter mungkin melakukan CT atau MRI dengan tujuan mencari lesi atau memperhatikannya secara kebetulan saat menyaring masalah lain. Ketika lesi terdeteksi, serangkaian tes darah dilakukan untuk mencari penyebab yang mendasarinya. Biopsi mungkin diperlukan jika diagnosis yang tepat tidak dapat dikonfirmasi dengan tes darah dan pemindaian pencitraan.

Pengobatan untuk lesi limpa sangat tergantung pada penyebab yang mendasari dan tingkat keparahan gejala. Dalam kasus infeksi bakteri, antibiotik oral atau intravena biasanya diperlukan. Jika abses berkembang, ahli bedah dapat memutuskan untuk mengeluarkannya atau mengeringkannya dengan jarum khusus. Gejala sarkoidosis umumnya diobati dengan obat antiinflamasi dan obat penekan sistem kekebalan tubuh. Kombinasi kemoterapi, radiasi, dan pembedahan mungkin diperlukan jika lesi ditemukan bersifat kanker. Jika limpa pecah atau berhenti berfungsi dengan baik sebagai komplikasi lesi limpa, mungkin perlu diangkat sama sekali.