Apa itu Kubah Monolitik?

Kubah monolitik adalah struktur bangunan bundar yang biasanya terbuat dari beton dan batang baja bergerigi. Kubah monolitik modern terkenal karena kemampuannya menahan bencana serius seperti angin topan, gempa bumi, banjir, dan bahkan kebakaran. Dengan akar arsitektur mencapai kembali ke prasejarah, kubah monolitik digunakan di seluruh dunia sebagai rumah, sekolah, gereja, dan arena olahraga.

Kubah monolitik pertama adalah iglo. Meskipun terbuat dari salju dan es yang dipadatkan, bangunan bundar menawarkan kehangatan dan dukungan struktural. Monolit awal ini mengilhami pembangun selama berabad-abad yang akan datang dan secara langsung memengaruhi gaya arsitektur monolitik. Struktur batu awal berfungsi sebagai gereja dan makam, tetapi seiring perkembangan arsitektur, monolit diadaptasi menjadi berbagai gaya komersial dan rumah.

Proses pembangunan asli kubah monolitik memerlukan penuangan beton di atas gundukan tanah yang bundar, tetapi teknik primitif ini telah dimodifikasi secara signifikan. Meskipun struktur cangkang beton modern didirikan menggunakan prinsip umum yang sama, prosesnya menggunakan bahan yang lebih canggih dan dapat diandalkan. Selain beton, kubah monolitik dibangun dengan rebar — batang baja berusuk — dan busa poliuretan.

Pertama, pembangun meletakkan fondasi kubah monolitik, biasanya terbuat dari beton bertulang. Selanjutnya, bentuk udara, atau bentuk kain, digelembungkan di atas fondasi untuk menggambarkan bentuk dan cakupan cangkang yang tepat. Busa poliuretan kemudian ditambahkan ke bagian dalam cetakan untuk membantu menahan berat kubah beton. Klip khusus ditempelkan ke interior busa, dan rebar dipasang untuk menawarkan dukungan struktural lebih lanjut. Akhirnya, beton dituangkan di atas cetakan udara, tulangan, dan penyangga busa dan bentuk seperti kubah muncul. Setelah cukup kering, beton kadang-kadang dicat.

Tidak hanya kubah monolitik yang unik dan menarik, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa mereka sangat hemat energi. Rata-rata, mereka menggunakan energi 50% lebih sedikit daripada struktur yang dibangun secara tradisional dengan ukuran yang sama. Kubah monolitik mempertahankan tingkat konsumsi energi ini bahkan di iklim ekstrem dan dapat dibangun di mana saja dari puncak gunung hingga di bawah tanah.

Kubah monolitik telah mendapat perhatian luas karena kemampuannya berdiri di bawah bencana paling ekstrem. Misalnya, banyak kubah monolitik di Florida yang hampir tidak rusak setelah Badai Katrina melanda pada tahun 2005, sementara rumah-rumah tetangga yang dibangun secara konvensional dihancurkan. Karena peristiwa ini dan peristiwa serupa lainnya, mereka telah dianggap sebagai gaya bangunan tahan badai. Kubah monolitik juga tahan terhadap serangan rayap dan pembusukan yang merusak.