Apa itu Korupsi Polisi?

Korupsi polisi sering digunakan sehari-hari untuk merujuk pada semua jenis pelanggaran polisi, tetapi istilah ini lebih tepat digunakan untuk pelanggaran polisi yang dimaksudkan untuk menghasilkan keuntungan finansial atau pribadi bagi pejabat polisi yang terlibat. Jenis kegiatan ini dapat dianggap sebagai bagian dari pelanggaran polisi. Dalam banyak kasus, korupsi polisi melibatkan keuntungan moneter eksplisit dan mungkin berbentuk suap atau sogokan. Kadang-kadang, korupsi polisi dapat berbentuk bantuan, seperti janji kenaikan pangkat sebagai imbalan atas keyakinan berdasarkan bukti yang diperoleh secara salah atau dipalsukan. Korupsi merupakan masalah serius bagi polisi, baik karena beratnya kejahatan maupun sulitnya menuntut pejabat yang korup secara internal.

Banyak kasus korupsi polisi melibatkan kompensasi uang, baik secara langsung kepada petugas dalam menghadapi kejahatan atau secara sistematis untuk kejahatan yang lebih teratur. Suap, misalnya, dapat ditawarkan kepada petugas polisi yang baru saja menangkap penjahat dalam tindakan melakukan kejahatan. Suap tidak harus berupa uang, dan bantuan seksual sering ditawarkan sebagai suap.

Petugas polisi terkadang ditawari kompensasi uang yang lebih teratur sebagai imbalan karena menutup mata terhadap kejahatan secara sistematis, yang menghasilkan perlindungan polisi untuk kegiatan ilegal. Jenis korupsi polisi ini biasanya merupakan ciri kejahatan terorganisir. Kadang-kadang, korupsi polisi mungkin melibatkan petugas polisi yang melakukan kegiatan ilegal sendiri untuk mendapatkan keuntungan, dengan pemahaman bahwa pekerjaan mereka akan melindungi mereka dari penuntutan.

Terkadang korupsi polisi bersifat internal dan melibatkan beberapa anggota kepolisian yang menuntut kerja sama dari anggota lain sambil menawarkan promosi dan kenaikan gaji sebagai imbalannya. Mendapatkan keyakinan yang sulit dengan memalsukan bukti, misalnya, dapat menghasilkan promosi ke pekerjaan yang lebih baik. Jenis korupsi ini sangat sulit untuk dituntut karena petugas polisi sering beroperasi di bawah kode bungkam, yang digunakan untuk melindungi anggota kepolisian lainnya. Bahkan dalam menghadapi banyak bukti, seringkali sulit untuk menemukan saksi dari dalam kepolisian yang akan bersaksi.

Mengingat bahwa berbagai jenis kegiatan dapat menghasilkan keuntungan pribadi atau finansial, sulit untuk menggambarkan istilah korupsi bagi polisi. Beberapa orang bahkan tidak menganggap keuntungan diperlukan untuk tindakan yang dianggap korupsi. Penting untuk dicatat bahwa istilah korup ketika digunakan untuk menggambarkan seorang petugas polisi tidak selalu menyiratkan bahwa petugas tersebut bertindak untuk memperbaiki situasinya sendiri. Dalam beberapa kasus, petugas polisi yang korup melakukan pelanggaran karena mereka merasa itu menyenangkan atau karena mereka menikmati kekuasaan, dalam hal ini mereka korup tanpa hasil yang dapat dibuktikan.