Dongeng peringatan adalah cerita yang mengandung peringatan. Dongeng seperti itu adalah bagian dari banyak masyarakat, dan sering diceritakan kepada anak-anak, menetapkan tabu yang dirancang untuk menjaga mereka aman dari kegiatan berbahaya. Anda mungkin juga mendengar orang berbicara tentang kegagalan perusahaan atau skema sebagai “kisah peringatan”, yang berarti bahwa orang harus mencatat rangkaian peristiwa yang menyebabkan kegagalan sehingga mereka dapat menghindari kesalahan yang sama.
Konsep kisah peringatan mungkin cukup kuno. Banyak cerita peringatan yang sangat tua telah diturunkan dalam cerita rakyat di berbagai daerah, dan orang-orang terus menciptakan cerita peringatan baru bagi anak-anak untuk beradaptasi dengan masyarakat mereka yang berubah. Sebagai aturan umum, cerita peringatan tertanam dalam cerita rakyat; cerita pendek, puisi, dan mitos yang secara kolektif diturunkan melalui suatu masyarakat.
Kebanyakan cerita peringatan datang dalam tiga bagian. Pada bagian pertama, dibuat batasan atau tabu, seringkali berupa nasihat dari orang yang lebih tua kepada orang yang lebih muda. Di bagian kedua, tabu dilanggar, dan di bagian ketiga, akibatnya tiba. Misalnya, dalam kisah peringatan tentang berlari dengan gunting, seseorang akan diberitahu untuk tidak berlari dengan gunting dan kemudian dengan sengaja melanggar perintah, hanya untuk tersandung dan ditusuk oleh gunting.
Dalam banyak kasus, kisah peringatan cukup mengerikan dan kisah-kisah ini terkadang berbatasan dengan hal yang menjijikkan. Di era Victoria, misalnya, buku cerita anak-anak memiliki cerita tentang dibakar oleh korek api, dilindas oleh mobil jalanan, dan dibunuh oleh tangga yang jatuh, seringkali dengan ilustrasi berdarah untuk melengkapi cerita yang sudah mengerikan. Alasan bahwa konten eksplisit membawa pelajaran penting sering digunakan untuk membenarkannya, dengan pendongeng berargumen bahwa konsekuensi yang mengerikan mendorong orang untuk tidak melanggar tabu atau aturan yang dinyatakan.
Seseorang dapat melihat kisah peringatan dalam beberapa cara. Dalam arti pertama, mereka dapat berfungsi sebagai peringatan berharga bagi anak-anak yang sangat kecil untuk menghindari hal-hal seperti masuk ke mobil dengan orang asing atau bermain dengan pisau. Namun, mereka juga dapat digunakan untuk menegakkan kesesuaian; tergantung pada jenis kisah peringatan, pendengar atau pembaca yang mudah dipengaruhi mungkin belajar untuk tidak pernah mempertanyakan otoritas. Ada juga bahaya lain dari tersebarnya cerita-cerita semacam itu; dalam masyarakat seperti Nazi Jerman, misalnya, cerita peringatan juga digunakan untuk menegakkan stereotip ras dan etnis kepada anak-anak.