Apa itu Kejang Demam?

Kejang demam, atau kejang demam, dipicu oleh demam tinggi pada bayi dan anak kecil. Anak-anak hingga usia 5 tahun mungkin mengalami kejang demam, tetapi mereka paling sering terjadi pada mereka yang berusia di bawah 2 tahun. Selama kejang, anak mungkin menjadi kaku atau berkedut, mata anak mungkin berputar ke belakang, dan muntah mungkin terjadi. Orang tua sering menganggap kejang menakutkan dan menyusahkan, tetapi biasanya tidak berbahaya.

Demam tinggi bertanggung jawab untuk memicu kejang demam. Anak-anak dengan demam lebih dari 102 derajat Fahrenheit (38.9 derajat Celcius) mungkin mengalami kejang demam. Biasanya, kejang terjadi selama 24 jam pertama sakit. Kejang biasanya cukup singkat dan bisa berlangsung antara 10 detik dan 10 menit. Kejang kompleks, di mana beberapa kejang terjadi berturut-turut, juga mungkin terjadi, dan ini mungkin berlangsung selama 15 menit atau lebih.

Kejang demam mempengaruhi sekitar 4 persen dari semua anak, dan dari jumlah tersebut, sekitar 30 persen akan mengalami kejang berulang sebelum akhirnya melampaui mereka. Sekitar 25 persen anak yang mengalami kejang demam memiliki kerabat langsung yang juga mengalami kejang demam pada masa kanak-kanak. Kejang biasanya terjadi pada anak-anak antara 6 bulan dan 3 tahun, dan paling sering terjadi pada anak-anak yang berusia 12-18 bulan.

Selama kejang demam, anak tidak boleh dipindahkan kecuali area terdekat berbahaya, dan jika memungkinkan, lebih aman area tersebut dibersihkan dari benda-benda berbahaya. Pakaian atau selimut yang membatasi dapat dilonggarkan jika diperlukan, dan jika anak muntah atau jika lendir atau air liur menggenang di dalam mulut, mungkin perlu untuk membalikkan anak ke samping atau tengkurap. Anak tidak dalam bahaya menelan lidahnya selama kejang demam, dan segala upaya untuk memasukkan benda ke dalam mulut atau untuk menahan anak biasanya hanya membuat cedera lebih mungkin terjadi.

Banyak orang tua khawatir tentang potensi bahaya selama kejang demam, seperti kerusakan otak atau epilepsi. Anak-anak yang mengalami kejang demam tidak lebih mungkin didiagnosis dengan epilepsi atau gangguan lainnya. Beberapa anak yang mengembangkan epilepsi akan, bagaimanapun, mengalami kejang demam sebelum menunjukkan gejala epilepsi, tetapi belum ada bukti hubungan sebab-akibat.

Kejang demam biasanya tidak berbahaya, tetapi demam yang menyertainya mungkin menimbulkan kekhawatiran yang serius. Demam yang memicu kejang seringkali disebabkan oleh infeksi telinga atau saluran pernapasan dan memerlukan antibiotik untuk pengobatannya. Demam tinggi juga merupakan gejala meningitis, yang bisa sangat serius. Setiap anak dengan demam yang cukup tinggi untuk memicu kejang harus diperiksa oleh profesional medis.