Apa itu Kegilaan Tulip?

Menggila tulip adalah peristiwa sejarah di Belanda yang sering dijadikan contoh utama dari bahaya spekulasi pasar. Istilah menggila tulip sering digunakan untuk merujuk pada gelembung pasar. Meskipun ada beberapa pertentangan dalam pemikiran modern tentang apakah kegilaan sejarah tulip sebenarnya dipengaruhi secara drastis oleh spekulasi seperti yang diperkirakan sebelumnya, peristiwa tersebut masih berfungsi sebagai contoh alegoris yang baik tentang perangkap spekulasi pasar yang merajalela.

Sebuah kegilaan tulip pada dasarnya terjadi ketika ada peningkatan nilai sesuatu, dan sejumlah spekulan berinvestasi besar-besaran untuk mengambil keuntungan dari kenaikan itu — spekulasi ini kemudian menyebabkan peningkatan lebih lanjut, seringkali lebih cepat, yang mendorong spekulasi lebih lanjut. Peningkatan spekulatif semacam ini tentu saja tidak dapat berlanjut selamanya, dan begitu nilainya turun atau mulai turun, penurunan besar biasanya terjadi. Fenomena ini juga sering dibicarakan dalam hal gelembung yang menggelembung dan akhirnya meletus.

Kegilaan sejarah tulip terjadi di Belanda pada awal abad ke-17. Tulip baru-baru ini menjadi sangat populer, terutama di kalangan penduduk kaya di Belanda, dan akibatnya, varietas langka mulai mencapai nilai yang agak selangit. Akhirnya, beberapa tulip dijual dengan harga satu bohlam seharga sebuah rumah, dan banyak bohlam ditukar dengan perkebunan besar. Tulip menjadi komoditas di bursa Belanda, memungkinkan orang-orang yang bukan petani atau pedagang mencoba memanfaatkan booming ini.

Akibatnya, banyak orang mulai memasukkan kekayaan dalam jumlah besar ke dalam spekulasi di pasar tulip — dalam beberapa kasus, seluruh tabungan atau properti mereka. Spekulasi ini mencapai puncaknya — oleh karena itu istilah kegilaan tulip — sekitar tahun 1636, dengan semakin banyak uang mengalir ke pasar, termasuk spekulasi tentang tulip berjangka yang ditawarkan oleh pedagang yang belum menanam umbi. Pada awal 1637, pasar sudah jenuh, dan beberapa pedagang mulai menjual, seringkali dalam jumlah besar. Ketika orang lain melihat bahwa pasar sedang berputar, mereka panik dan menurunkan semua stok tulip mereka, menyebabkan penurunan yang sangat besar.

Kegilaan tulip menghancurkan ribuan orang secara finansial, karena umbi tulip yang telah dibeli dengan harga sebuah perkebunan besar hampir dalam semalam mendevaluasi harga bawang biasa. Ada juga peristiwa perdagangan yang serupa dengan kegemaran besar tulip Belanda di bagian lain Eropa, dengan tulip mencapai harga selangit, spekulasi berikutnya, dan akhirnya meledak, tetapi tidak ada yang sehebat kegemaran tulip Belanda pada 1636-37. Di zaman modern, ada banyak contoh peristiwa ekonomi yang mirip dengan kegemaran bunga tulip. Spekulasi real estat, misalnya, sering kali dapat mencapai tingkat yang sama, dengan spekulan tanah membayar sejumlah uang yang luar biasa untuk properti di lokasi yang dianggap sebagai lokasi yang sangat diinginkan, hanya untuk akhirnya mengubah pasar dan dibiarkan dengan properti yang sangat terdevaluasi.

Banyak item budaya populer mengikuti lintasan yang sama dengan kegilaan tulip, meskipun dalam skala yang lebih kecil. Kartu bisbol, misalnya, melewati periode di mana mereka dapat memperoleh jumlah besar — ​​sebagian besar karena spekulasi dari pihak orang yang melihat potensi keuntungan besar — ​​dan akhirnya jatuh sehingga kartu yang dulu bernilai ribuan dolar menjadi sedikit lebih berharga. daripada kertas yang mereka cetak. Bayi beanie, boneka Elmo, pogs, dan mainan serta koleksi anak-anak lainnya yang tak terhitung banyaknya juga menjadi contoh terbaru dari kegilaan tulip modern.