Indeks insulin adalah cara untuk mengukur jumlah insulin yang diproduksi tubuh sebagai respons terhadap berbagai makanan. Konsep ini mirip dengan indeks glikemik, yang menghitung kenaikan gula darah, atau kadar glukosa darah, yang disebabkan oleh makanan tertentu. Pertama kali diperkenalkan dalam artikel 1997 yang diterbitkan oleh American Journal of Clinical Nutrition, indeks insulin adalah karya seorang mahasiswa pascasarjana, Susanne Holt, di University of Sidney. Pada dasarnya, 38 makanan diberikan kepada peserta studi yang sehat, sampel darah jari diambil setiap 15 menit selama dua jam berikutnya, dan kadar insulin diukur pada setiap titik waktu.
Meskipun ada korelasi yang tinggi antara indeks glikemik dan pengukuran indeks insulin, ada beberapa pengecualian. Beberapa makanan berprotein tinggi yang diukur indeks glikemiknya rendah diukur tinggi pada indeks insulinnya. Contoh makanan tersebut dengan pengukuran glikemik dan insulin yang tidak sesuai termasuk susu, yogurt, keju, daging sapi, ikan, dan kacang panggang.
Kenaikan kadar insulin setelah makan kaya protein dijelaskan oleh fakta bahwa insulin adalah hormon yang mendorong penyimpanan nutrisi. Meskipun insulin paling dikenal sebagai hormon yang dilepaskan sebagai respons terhadap makanan berkarbohidrat tinggi untuk memberi sinyal pada jaringan tertentu untuk mengambil glukosa dari darah, tubuh juga melepaskan insulin sebagai sinyal untuk menyimpan protein yang dicerna. Insulin menginduksi penyerapan asam amino, yang merupakan produk pemecahan protein, untuk disimpan dalam jaringan.
Resistensi insulin berarti bahwa sel-sel seseorang memiliki kapasitas yang lebih rendah untuk merespon insulin, sehingga secara umum akan terjadi penurunan tingkat transportasi glukosa dari darah ke jaringan. Banyak masalah yang dapat menyebabkan resistensi insulin, seperti kehamilan, obat resep tertentu, merokok, dan bahkan gaya hidup stres yang tinggi. Kondisi ini biasanya pertama-tama diobati dengan perubahan gaya hidup tetapi pada akhirnya mungkin memerlukan pengobatan jika situasinya tidak membaik.
Indeks insulin mungkin paling berguna untuk orang yang memiliki, atau dalam bahaya mengembangkan, resistensi insulin. Sementara banyak orang dengan resistensi insulin mungkin menghindari makanan yang secara klasik dikaitkan dengan pelepasan insulin, seperti makanan dan minuman tinggi gula, banyak dari orang yang sama ini mungkin tidak menyadari bahwa makanan berprotein tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan kadar insulin. Untuk orang-orang ini, indeks insulin dapat membantu memandu mereka tentang makanan tambahan mana yang harus mereka hindari. Akhirnya, karena kadar insulin yang terlalu tinggi dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi serius seperti penyakit jantung, indeks insulin dapat memandu orang-orang dengan resistensi insulin tentang makanan mana yang harus dihindari, atau makan dengan hemat, untuk memastikan kesehatan terbaik mereka.