Gorila gunung, yang secara ilmiah bernama Gorilla beringei beringei, adalah spesies gorila yang terancam punah yang berasal dari daerah pegunungan di Afrika. Pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan pada awal 1900-an, gorila gunung mendiami taman nasional yang didirikan di Uganda, Rwanda, dan Republik Demokratik Kongo. Ini rata-rata lebih dari 400 pon (181 kg) dan dapat mencapai ketinggian 6 kaki (1.8 m) saat dewasa.
Di alam liar, gorila gunung hidup dengan pola makan yang sebagian besar terdiri dari tumbuh-tumbuhan. Sumber makanannya mencakup banyak tanaman sukulen, dari mana ia menerima sebagian besar asupan airnya. Makanan seperti akar pohon, buah-buahan dan kulit pohon berlimpah di habitat aslinya.
Dipimpin oleh jantan dewasa yang dominan, yang dikenal sebagai punggung perak, komunitas gorila gunung disebut sebagai pasukan. Pasukan akan memiliki sekitar 25 anggota, termasuk laki-laki, perempuan dan keturunan mereka. Silverback bertanggung jawab untuk memimpin pasukan ke sumber makanan dan area bersarang yang aman.
Seperti manusia, gorila gunung melahirkan setelah masa kehamilan sekitar sembilan bulan. Bayi gorila gunung memiliki berat sekitar 4 pon (1.8 kg) saat lahir dan melekat pada ibu mereka selama beberapa bulan. Setelah usia sekitar empat bulan, anak-anak itu menunggangi ibu mereka selama dua sampai tiga tahun.
Gorila gunung adalah bagian dari kelompok yang dikenal sebagai “kera besar”. Kelompok mamalia eksklusif ini, yang juga mencakup orangutan, simpanse, dan bonobo, memiliki penampilan yang bervariasi tetapi memiliki banyak kesamaan. Tidak seperti monyet, kera tidak memiliki ekor, dan mereka lebih cerdas daripada monyet. Ukuran kera lebih besar, dan otak kera lebih besar dan lebih berkembang daripada otak kera.
Ada kurang dari 1,000 gorila gunung yang diperkirakan ada pada 2011, menjadikan spesies ini salah satu jenis gorila yang paling terancam punah di alam liar. Perburuan liar adalah salah satu penyebab utama penurunan populasi gorila gunung. Betina dewasa dibunuh untuk menangkap bayi mereka untuk dijual di pasar gelap. Habitat gorila gunung juga terancam oleh pertanian, penebangan, dan peningkatan populasi manusia.
Gorila gunung diidentifikasi oleh para ilmuwan sebagai subspesies setelah kapten tentara Jerman Robert von Beringe menembak dan menemukan spesimen pada tahun 1902 di wilayah vulkanik Rwanda. Spesimen itu dikirim ke museum Berlin di mana dipastikan berbeda dari gorila dataran rendah timur, atau gorila Grauer. Gorila gunung diberi nama ilmiah Gorilla beringei beringei untuk menghormati Robert von Beringe.