Tali tambat adalah tali atau kabel tebal yang digunakan untuk mengikat perahu pada tempatnya. Biasanya beberapa tali tambat digunakan pada kapal yang sama untuk mendistribusikan tegangan, dan untuk bertindak sebagai sistem yang berlebihan jika tali tambat putus. Garis tambatan juga dapat dikenal sebagai hawsers. Sejumlah bahan dapat digunakan untuk membuat tali tambat, dan sebagian besar perusahaan pemasok kelautan membawa berbagai pilihan yang dapat disesuaikan sesuai kebutuhan.
Menambatkan kapal membutuhkan beberapa koordinasi. Tali tambat perlu dilempar ke pantai, tetapi terkadang terlalu berat dan canggung untuk dibuang dengan mudah, terutama dalam kasus tali tambat yang digunakan pada kapal besar. Akibatnya, pelaut menggunakan alat tambahan yang disebut heaving line, tali ringan yang dapat dilempar ke pantai. Orang-orang di pantai dapat menggunakan tali tambat untuk menarik tali tambat sehingga perahu dapat ditambatkan di tempatnya. Dengan kapal yang sangat besar, kru yang besar di darat mungkin dilibatkan untuk mengoordinasikan proses tambat. Untuk kapal yang lebih kecil, seorang pelaut dapat menangani tambatan secara mandiri.
Secara historis, garis tambat terbuat dari serat alami seperti rami, yang dikepang dan dijalin dgn tali untuk ketebalan ekstra. Saat ini, bahan seperti serat sintetis dan logam dapat digunakan. Tali tambat kawat memiliki kekuatan tarik yang sangat tinggi, tetapi cenderung tidak sefleksibel, dan dapat menjadi keras di tangan. Untuk alasan ini, beberapa perusahaan membuat tali tambat dengan inti logam dan pembungkus sintetis.
Garis-garis ini dapat digunakan untuk mengikat perahu pada tempatnya di dermaga, dermaga, dermaga, pelampung, atau sebagainya. Di kapal terdapat beberapa titik attachment yang dapat digunakan untuk mooring lines sehingga dapat diposisikan dengan sebaik mungkin. Di pantai atau pada struktur tempat kapal ditambatkan, tersedia titik-titik perlekatan yang serupa. Tali selalu diikat dengan rapi agar tidak terpeleset, dan kelebihannya digulung agar tidak tersandung orang.
Salah satu bahaya dengan tali tambat adalah bahwa ketika mereka mengalami stres dan tekanan tinggi, mereka dapat patah. Ini menimbulkan risiko navigasi, karena kapal bisa lepas dari tambatan dan hanyutnya. Ini juga bisa berbahaya bagi manusia, karena tali tambatan yang putus dapat mengenai seseorang saat mundur, menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian. Untuk alasan ini, para pelaut berhati-hati dalam pemeliharaan jalur mereka, mengatasi tanda-tanda kerusakan dan segera berjumbai.