Gagasan filibuster paling erat terkait dengan Senat Amerika Serikat, yang mungkin telah mengubah praktik tersebut menjadi bentuk seni. Filibusters juga telah digunakan di badan legislatif lain di seluruh dunia, seperti Kanada, Inggris, dengan berbagai aturan kesopanan tetapi dengan tujuan yang sama: mengulur waktu. Sebuah filibuster adalah taktik penghalang yang digunakan untuk mencegah berlalunya mosi, seperti tagihan. Di Senat AS, filibuster biasanya berbentuk pidato panjang lebar, karena Senat menawarkan hak diskusi dan debat tanpa batas kepada Senator. Senator juga tidak terbatas pada topik yang ada, dan filibuster terkenal telah memasukkan bacaan dari buku telepon, pembacaan puisi, dan diskusi tentang resep Selatan.
Akar kata hampir sama menariknya dengan latihan itu sendiri. “Filibuster” terkait dengan kata Belanda, vrijbuiter, yang berarti “bajak laut.” Kata Belanda sebenarnya mungkin berasal dari “free booter,” istilah bahasa Inggris untuk bajak laut. Pada 1800-an, orang Amerika melakukan filibuster secara ekstensif di Karibia dan Amerika Selatan, berusaha merebut kekuasaan politik dan barang-barang material. Istilah itu diadopsi untuk berbicara tentang legislator yang “membajak” semangat debat di Kongres.
Di AS, aturan untuk filibuster berbeda antara DPR dan Senat. Di DPR, aturan dibuat pada tahun 1842 yang membatasi lamanya waktu debat dapat berlanjut, secara efektif mengakhiri filibuster di DPR, karena filibuster pada dasarnya adalah debat tanpa akhir menurut definisi. Di Senat, aturan mengizinkan setiap perwakilan atau sekelompok perwakilan untuk berbicara selama mereka ingin tentang apa pun sampai 60 dari 100 anggota di lantai meminta “cloture”, yang merupakan suara mayoritas yang memaksa diakhirinya diskusi.
Dalam kebanyakan kasus, sekelompok Senator membuat tim tag filibustering, memungkinkan satu Senator untuk mengambil alih posisi saat yang pertama ban. Persiapan untuk filibuster bisa intens, dan mungkin termasuk hal-hal seperti ranjang bayi di lorong Senat. Salah satu Senator filibustering yang paling terkenal adalah Huey Long, yang berjuang untuk melindungi hak-hak orang miskin. Rekor untuk filibuster terpanjang, bagaimanapun, pergi ke Senator Strom Thurmond, yang memegang lantai selama 24 jam dan 18 menit menentang Undang-Undang Hak Sipil 1957.
Sementara seorang filibuster terkadang bisa menghibur dari luar, itu adalah urusan yang sangat serius di dalam Senat. Partai politik diketahui mengancam filibuster atas undang-undang kontroversial atau penunjukan Eksekutif, karena mereka sepenuhnya sadar bahwa filibuster yang berkepanjangan akan menyebabkan bisnis sehari-hari Senat terhenti. Keputusan untuk memimpin seorang filibuster tidak bisa dianggap enteng, dan Senat biasanya akan berkompromi untuk menghindarinya.