Etika pengacara adalah aturan moral yang digunakan pengacara untuk membuat keputusan. Mereka berbeda dari etika pribadi dan merupakan bentuk khusus dari etika bisnis. Di AS, aturan etika yang harus diikuti oleh pengacara diuraikan dalam Kode Tanggung Jawab Profesional. Negara lain memiliki kode khusus mereka sendiri; International Bar Association juga memiliki Kode Etik Internasional.
Etika, secara umum, mengacu pada seperangkat prinsip yang menentukan definisi perilaku moral yang tepat atau teori nilai moral. Etika pengacara berbeda dari etika sehari-hari yang mungkin diterapkan orang dalam kehidupan mereka sendiri. Pengacara memiliki fungsi khusus dalam masyarakat, yang dapat menentukan bahwa mereka mematuhi prinsip-prinsip etika yang berbeda. Meskipun prinsip-prinsip etika yang dituntut dari seorang pengacara mungkin berbeda dari apa yang diyakini oleh seorang pengacara sebagai hal yang pantas secara moral, pengacara tetap harus mengikuti aturan etis tersebut karena peran khusus yang dia mainkan dalam masyarakat.
Pengacara bertindak sebagai petugas pengadilan dan memiliki standar perilaku yang tinggi. Di setiap sekolah hukum yang disetujui oleh American Bar Association (ABA), misalnya, para pengacara diwajibkan mengikuti kursus etika hukum untuk mempelajari Kode Tanggung Jawab Profesional. Setelah mengikuti kursus, setiap calon pengacara harus lulus ujian yang disebut ujian Tanggung Jawab Profesional Multi Negara, yang menguji pengetahuan pengacara tentang kode etik ini.
Setelah seorang pengacara lulus dari sekolah hukum di AS, ia harus menjalani pemeriksaan latar belakang atau evaluasi “karakter moral” sebelum ia dapat mengambil standar di negara bagiannya. Pemeriksaan latar belakang ini meninjau sejarah masa lalu seorang pengacara untuk menentukan apakah ada alasan untuk meyakini bahwa seorang pengacara tidak akan berperilaku etis. Misalnya, riwayat hukuman kejahatan dapat mendiskualifikasi seseorang untuk menjadi pengacara, karena sejarah seperti itu akan meragukan karakter moral pengacara.
Setelah melewati bar, etika pengacara harus selalu diatur oleh aturan yang dipelajarinya di sekolah hukum yang tertuang dalam Kode Tanggung Jawab Profesional. Kode ini dirancang untuk memastikan bahwa pengacara mengutamakan kebutuhan kliennya. Ini juga dirancang untuk memastikan bahwa tidak ada pengacara yang menyalahgunakan kekuasaan mereka sebagai petugas pengadilan.
Kode Tanggung Jawab Profesional dapat menetapkan aturan etika yang berbeda dari apa yang diyakini orang standar sebagai etika. Misalnya, jika klien mengakui kesalahannya dalam pembunuhan kepada pengacaranya, etika pengacara menetapkan bahwa pengacara tidak dapat mengungkapkan informasi tersebut secara hukum. Aturan etis diterapkan untuk memastikan bahwa sistem peradilan berjalan dengan lancar, efektif, dan efisien, dan bahwa setiap individu memiliki pengadilan yang adil.