Epilepsi adalah gangguan otak di mana ledakan abnormal aktivitas listrik terjadi, menyebabkan apa yang dikenal sebagai kejang, atau kejang. Kejang dapat menyebabkan berbagai gejala, dari perubahan kesadaran yang singkat hingga kedutan dan sentakan seluruh tubuh. Epilepsi anak jinak didiagnosis ketika seorang anak telah mengalami setidaknya dua kali kejang, dan istilah jinak digunakan karena pandangan umumnya menguntungkan. Anak-anak biasanya tumbuh dari kondisi tersebut, sehingga efek epilepsi tidak bertahan sepanjang hidup. Bentuk paling umum dari epilepsi anak jinak dikenal sebagai epilepsi Rolandic.
Pada epilepsi Rolandic, yang disebut kejang parsial terjadi, karena aktivitas listrik abnormal hanya mempengaruhi bagian otak. Penyakit ini dikenal sebagai epilepsi idiopatik, yang artinya sampai saat ini belum diketahui penyebabnya. Timbulnya epilepsi dan kejang dapat terjadi kapan saja setelah usia tiga sampai sepuluh tahun. Selain menyebabkan kejang di siang hari, penyakit ini juga dapat menyebabkan epilepsi nokturnal, dengan kejang yang terjadi saat anak tidur dan sering saat proses bangun di pagi hari.
Biasanya, pada penyakit Rolandic, episode epilepsi parsial akan dimulai di satu sisi wajah, menyebabkan kedutan dan air liur. Anak mungkin tidak dapat berbicara secara normal, dan kejang dapat menyebar pada sisi tubuh yang sama hingga melibatkan gerakan menyentak pada lengan atau kaki. Kadang-kadang anak menjadi tidak sadar, dan gerakan mempengaruhi tubuh di kedua sisi dalam bentuk epilepsi umum. Ini biasanya terjadi saat tidur.
Elektroensefalogram, atau EEG, sering digunakan untuk mendiagnosis epilepsi anak jinak, karena dapat menghasilkan gambar area yang terpengaruh oleh aktivitas listrik yang tidak biasa. Biasanya, pengobatan tidak diberikan untuk epilepsi anak jinak sampai setidaknya dua kejang telah terjadi. Kemudian kondisinya dapat dikontrol dengan obat-obatan. Pengobatan dapat dihapus kemudian, setelah periode dua tahun tanpa kejang.
Dalam beberapa kasus, tidak ada pengobatan yang diberikan. Ini bisa terjadi jika epilepsi anak jinak hanya menyebabkan kejang saat anak tertidur. Biasanya, kondisi ini tidak menyebabkan efek samping pada anak-anak, terutama karena mereka mengalami potensi risiko yang lebih kecil daripada orang dewasa, yang dapat menderita akibat buruk dari epilepsi dan mengemudi, misalnya. Kinerja di sekolah umumnya tidak terpengaruh, dan dalam hampir semua kasus, kondisi tersebut sembuh sebelum dewasa.
Jenis lain dari epilepsi masa kanak-kanak jinak, sindrom Panayiotopoulos, melibatkan area oksipital otak yang mengontrol penglihatan. Kejang biasanya terjadi pada malam hari dan melibatkan pengalaman visual seperti melihat warna atau cahaya. Anak mungkin mengalami sakit kepala, muntah dan otot berkedut. Obat hanya diberikan jika episode menjadi sering. Biasanya, hanya beberapa kejang yang dialami dan kondisi ini dapat sembuh dalam beberapa tahun.