Epilepsi adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan kejang acak dan berulang dengan intensitas yang bervariasi. Kejang adalah episode medis yang terjadi ketika ada masalah sementara dengan pesan atau sinyal listrik otak. Gejala yang paling umum adalah kehilangan kesadaran dan gemetar hebat atau berkedut, tetapi kejang ringan dapat menyebabkan hanya sesaat menatap kosong atau perubahan perilaku sementara. Orang yang menderita epilepsi biasanya mengalami kejadian semacam ini dengan teratur. Beberapa orang dilahirkan dengan kondisi ini, tetapi kondisi ini juga mungkin berkembang sebagai respons terhadap beberapa perubahan kimia otak, seringkali karena kecelakaan, trauma, atau penyalahgunaan zat. Pasien biasanya dapat mengendalikan kondisi mereka dengan obat-obatan dan sebagian besar dapat menjalani kehidupan yang sangat normal.
Karakteristik Dasar Penyakit
Diperkirakan hanya seperempat dari populasi menderita semacam gangguan kejang, meskipun epilepsi biasanya didefinisikan sebagai pola aktivitas kejang yang berkelanjutan. Orang biasanya hanya didiagnosis jika mereka menderita dua atau lebih kejang yang tidak terkait dalam satu tahun. Pada beberapa orang, kondisinya sangat jelas; ketika mereka mengalami kejang, mereka kehilangan kesadaran, jatuh ke lantai, dan mulai kejang. Ini bisa sangat mengkhawatirkan dan menakutkan bagi penonton.
Gejalanya tidak selalu begitu dramatis. Kejang juga dapat ditandai dengan saat-saat yang tampak seperti tidak adanya mental, di mana seseorang “mengosongkan diri” atau berperilaku sangat aneh atau tidak seperti biasanya. Kejang semacam ini bisa sulit untuk diidentifikasi, tetapi biasanya segera terlihat jika dilihat pada pemindaian otak. Orang yang telah didiagnosis sebagai epilepsi sering memiliki gejala yang sangat individual, tetapi dalam kebanyakan kasus semua kejang yang mereka alami memiliki karakteristik yang sama. Beberapa orang mengalami kejang sebagai respons terhadap pemicu yang diketahui, terutama lampu yang menyala atau berkedip, tetapi tidak selalu ada penyebab langsung. Seringkali kejang terjadi secara acak dan tidak terduga. Sama saja, pasien sering merasakan hal-hal tertentu atau mendapatkan sensasi tertentu yang menandakan bahwa suatu episode sudah dekat.
Memahami Kejang
“Ambang batas kejang” seseorang memainkan peran kunci dalam penyakit ini. Setiap orang memiliki tingkat resistensi atau toleransi individu terhadap kejang. Ambang batas ini adalah bagian dari genetika setiap orang. Orang dengan ambang kejang yang lebih rendah lebih mungkin mengalami kejang daripada mereka yang memiliki ambang batas tinggi.
Namun, penting untuk disadari bahwa meskipun kejang adalah gejala utama epilepsi, hanya mengalaminya belum tentu memunculkan diagnosis. Ada beberapa alasan mengapa peristiwa ini terjadi di otak. Agar seseorang diberi label “epilepsi”, dia biasanya perlu memiliki pola kejang serupa yang berkelanjutan yang tampaknya tidak disebabkan oleh atau terkait dengan beberapa kondisi lain yang diketahui.
Penyebab Utama
Siapapun dapat memiliki penyakit ini dan para ahli tidak sepenuhnya yakin mengapa hal itu terjadi. Beberapa kasus diyakini bersifat genetik atau diturunkan, meskipun biasanya tidak berjalan dalam keluarga seperti beberapa kelainan neurologis. Ini berarti bahwa orang tua yang menderita epilepsi tidak lagi berisiko memiliki anak yang terkena dibandingkan mereka yang tidak memiliki riwayat kondisi tersebut.
Kondisi ini juga dapat disebabkan oleh reorganisasi cairan atau muatan otak, seringkali sebagai akibat dari beberapa jenis kecelakaan atau trauma kepala. Dalam kasus yang jarang terjadi juga dapat dipicu oleh penyalahgunaan zat atau penarikan dari racun seperti alkohol, terutama jika seseorang memiliki riwayat alkoholisme atau kecanduan.
Di banyak tempat kondisi ini diberi nama atau diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya yang dirasakan. Diagnosis simtomatik, misalnya, terjadi ketika ada penyebab yang diketahui seperti cedera kepala, infeksi otak, stroke, atau jaringan parut di otak. Manifestasi idiopatik tidak menunjukkan penyebab yang jelas untuk kejang dan orang yang terkena biasanya tidak memiliki gejala lain. cacat. Jika kondisinya kriptogenik, maka salah satu dari dua bentuk lainnya tidak didiagnosis secara pasti, dan biasanya diyakini bahwa alasan fisik adalah penyebabnya.
Pilihan pengobatan
Kebanyakan penderita epilepsi mampu mengendalikan gejalanya dengan obat-obatan. Obat-obatan tertentu dapat membantu menjaga keseimbangan kimia otak setiap saat, dan dapat membantu mencegah terjadinya kejang. Obat lain dapat diberikan kepada pasien yang kejang untuk membantu mempercepat pemulihan dan mencegah kerusakan otak selama episode tersebut. Orang yang telah didiagnosis biasanya perlu rajin minum obat mereka, dan biasanya juga disarankan untuk memberi tahu orang-orang yang dekat dengan mereka tentang diagnosis mereka. Namun secara umum, prognosisnya sangat baik.