Diplomasi medis adalah suatu bentuk hubungan diplomatik yang dimaksudkan untuk mensponsori hubungan positif antar negara sekaligus memberikan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Diplomasi semacam ini diyakini dapat membantu meredakan ketegangan antarnegara, sekaligus memberikan citra positif bagi bangsa dengan mengirimkan dokter dan tenaga lain yang dibutuhkan. Ini adalah bagian dari kerangka hubungan luar negeri yang lebih besar yang kadang-kadang disebut diplomasi welas asih.
Banyak negara di seluruh dunia berjuang untuk menyediakan layanan kesehatan yang dibutuhkan bagi warganya, terutama setelah bencana alam dan keadaan darurat. Dalam beberapa kasus, anggaran perawatan kesehatan suatu negara sangat habis sehingga hampir tidak mampu untuk memelihara klinik yang minimal, dan mungkin tidak dapat menyediakan pengobatan dan fasilitas dasar yang diperlukan untuk pasien. Banyak organisasi di seluruh dunia seperti Palang Merah Internasional/Bulan Sabit Merah dan Doctors Without Borders melakukan perjalanan atau menyumbang ke negara-negara ini untuk memperbaiki kondisi medis.
Dalam hal diplomasi medis, sebuah negara daripada sebuah organisasi mengirimkan dokter, peralatan, persediaan, dan personel lain ke negara lain yang membutuhkan. Dalam beberapa kasus, misi welas asih mungkin singkat, seperti yang mungkin terjadi ketika sebuah negara mengirim dokter ke lokasi gempa. Dalam kasus lain, diplomasi medis adalah upaya jangka panjang yang dirancang untuk memiliki dampak jangka panjang pada negara tuan rumah misi. Dalam hal ini, tim dapat mencakup orang-orang untuk melatih profesional medis baru, membangun fasilitas medis, dan mendidik masyarakat umum negara tuan rumah tentang masalah kesehatan.
Dalam banyak kasus, dokter dan staf menjadi sukarelawan untuk misi diplomasi medis. Sikap rela berkorban dari individu-individu ini dapat mengirim pesan yang kuat ke negara tuan rumah. Ketika sebuah negara memiliki reputasi untuk bersikap kasar dalam hubungan luar negerinya, tindakan individu warga negara untuk menjangkau orang-orang yang membutuhkan dapat sangat membantu mengubah citra itu. Staf pada misi diplomasi medis mungkin mengalami kondisi yang sangat sulit, tetapi mereka bertahan karena mereka berkomitmen untuk kesehatan yang baik bagi semua warga negara, dan untuk hubungan global yang lebih baik.
Pendirian fasilitas pelatihan medis merupakan bagian besar dari diplomasi medis, seperti penyediaan kebutuhan pembedahan, obat-obatan, dan vaksin. Selain itu, banyak negara terlibat dalam membantu negara lain dengan menyiapkan program dan pendidikan perawatan kesehatan preventif. Diplomasi medis yang sukses membutuhkan tim yang besar dan terkoordinasi dengan baik, serta komunikasi yang baik antara negara tuan rumah dan negara pengirim misi diplomatik. Pada akhirnya, ini dimaksudkan untuk memenangkan hati dan pikiran melalui kasih sayang dan perhatian, daripada kekerasan seperti perang atau persyaratan bantuan asing yang rumit.