Diet sindrom metabolik adalah gaya makan yang dimaksudkan untuk mengontrol kondisi yang dikenal sebagai sindrom metabolik. Sindrom metabolik ditandai dengan adanya semua faktor berikut: kadar insulin tinggi, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi. Beberapa faktor penyebab sindrom metabolik adalah obesitas, pola makan yang buruk, gaya hidup yang kurang gerak, dan stres. Perubahan pola makan, ditambah dengan olahraga dan penurunan berat badan sedang, terbukti efektif dalam membalikkan sindrom metabolik.
Diet terbaik untuk sindrom metabolik akan tergantung pada preferensi individu dan kebutuhan pelaku diet. Banyak diet yang cocok akan memiliki tiga fitur. Pertama adalah pembatasan atau penghapusan makanan yang mengandung biji-bijian olahan dan gula. Kedua adalah penghapusan makanan dengan sirup jagung fruktosa tinggi atau lemak trans. Ketiga adalah konsumsi makanan yang akan memoderasi kadar insulin.
Biji-bijian olahan seperti nasi putih harus dihindari karena efeknya pada kadar insulin. Yang terbaik adalah makan sebagian besar biji-bijian yang belum diproses, yang menyebabkan kenaikan gula darah lebih rendah daripada tepung gandum utuh. Produk tepung gandum utuh seperti pasta gandum utuh dapat dimakan dalam jumlah sedang. Jus buah atau makanan dengan tambahan gula juga harus dihindari atau dikonsumsi dalam jumlah kecil. Buah utuh lebih disukai daripada jus buah, karena bentuk utuh mengandung serat dan tidak menaikkan gula darah sebanyak itu.
Sirup jagung fruktosa tinggi dan lemak trans harus dihilangkan sepenuhnya dari diet apa pun untuk sindrom metabolik. Beberapa penelitian menemukan bahwa sirup jagung dapat meningkatkan resistensi insulin dan akumulasi lemak visceral. Kelebihan lemak visceral sangat terkait dengan sindrom metabolik. Lemak trans meningkatkan kolesterol dan juga dapat berdampak negatif terhadap sensitivitas insulin.
Makanan yang dibutuhkan pada rencana diet sindrom metabolik biasanya protein tanpa lemak, sayuran, lemak sehat, biji-bijian, kacang-kacangan, dan buah-buahan. Jumlah dan kombinasi makanan yang dibutuhkan ini bervariasi di antara diet. Beberapa pelaku diet menemukan bahwa mereka melakukan yang terbaik pada diet sindrom metabolik karbohidrat yang sangat rendah; orang lain bisa makan jumlah yang lebih tinggi dari karbohidrat. Diet terbaik adalah yang menyediakan makanan yang cukup untuk kenyang sambil menyebabkan penurunan berat badan dan stabilisasi insulin.
Latihan harus bermitra dengan diet sindrom metabolik apa pun. Ini mempromosikan penurunan berat badan dan menstabilkan kadar insulin, yang dapat mencegah atau membalikkan sindrom metabolik. Stres juga berkurang dengan berolahraga. Intensitas latihan juga tampaknya penting; satu studi menyimpulkan bahwa latihan interval sangat efektif untuk mengatasi sindrom metabolik.