Cloture atau penutupan adalah sebuah konsep dalam prosedur parlementer, yang merupakan tulang punggung pemerintahan di banyak negara di dunia. Jika mosi untuk pakaian lolos, debat tentang topik yang ada harus diakhiri, dan pemungutan suara segera dilakukan. Konsep ini dapat digunakan untuk mengalahkan filibuster, dan juga digunakan untuk menggerakkan pemungutan suara, atau untuk menghindari pengenalan amandemen yang tidak relevan dengan RUU yang ada. Proses pembentukan di sebagian besar badan parlemen digariskan dengan cermat dalam aturan perilaku mereka.
Pertimbangan RUU adalah bagian penting dari proses pembuatan undang-undang, dan itu bisa menjadi sangat panjang. Ketika RUU menjadi undang-undang, ada sejumlah langkah yang terlibat. Semua langkah ini dirancang untuk meminta masukan agar RUU itu seadil mungkin, dan agar semua orang merasa bahwa pertanyaan mereka telah terjawab. Dalam beberapa kasus, orang yang menentang undang-undang akan memulai filibuster, taktik penundaan yang dirancang untuk mencegah pengesahan undang-undang, atau untuk mengubahnya secara dramatis.
Sementara filibusters tentu memiliki tempat mereka dalam pembuatan undang-undang, mereka juga dapat menghentikan operasi pemerintah. Dalam beberapa kasus, hak untuk filibuster juga telah disalahgunakan, seperti yang terlihat di Amerika Serikat selama era Hak Sipil. Tanpa pilihan pakaian, seorang filibuster berpotensi bertahan selama berminggu-minggu, jika tim pembuat undang-undang yang berdedikasi bersedia bekerja sama untuk membuat filibuster yang solid.
Majelis Nasional Prancis adalah tempat kelahiran pakaian, yang juga kadang-kadang disebut “guillotine”, karena memotong perdebatan. Pada tahun 1887, konsep tersebut melintasi Selat Inggris, dan diadopsi oleh Parlemen Inggris. Di salah satu DPR, mosi untuk pakaian lolos dengan suara mayoritas. Di House of Commons, bagaimanapun, pembicara dapat menolak mosi jika dia merasa bahwa kekhawatiran minoritas belum ditangani.
Di Amerika Serikat, yang memiliki sejarah panjang filibuster di Senat, Cloture tidak diadopsi sampai tahun 1917, dengan Aturan 22. Jika mosi untuk Cloture diajukan di Senat, membutuhkan tiga perlima suara untuk lulus, dan di sana tidak boleh lebih dari 30 jam debat tentang topik tersebut setelah mosi untuk pakaian disahkan. Dalam pengertian ini, pakaian digunakan untuk membatasi debat dan mempercepat pemungutan suara, daripada menghentikan debat sama sekali.