Apa Itu Cerita Tradisional?

Cerita tradisional adalah narasi yang memiliki arti penting dalam sejarah budaya sekelompok orang tertentu. Istilah “cerita tradisional” juga kadang-kadang digunakan untuk merujuk pada narasi yang mengikuti aturan dan praktik tradisional mendongeng, terlepas dari apakah cerita tersebut memiliki makna budaya. Cerita tradisional seringkali merupakan bagian penting dari kanon sastra budaya tertentu. Ada banyak jenis cerita seperti itu, termasuk mitos, fabel, epos, dongeng, dan bentuk naratif lainnya. Dalam banyak kasus, cerita seperti itu ada dalam berbagai bentuk oleh berbagai penulis; asal usul ceritanya bahkan mungkin belum diketahui secara pasti.

Dalam kebanyakan kasus, cerita tradisional sudah cukup tua. Mereka penting bagi sejarah budaya sekelompok orang tertentu, dan bahkan mungkin memberikan sejarah alternatif tentang asal usul dan tindakan nenek moyang kelompok tertentu. Kisah-kisah seperti itu, dalam beberapa kasus, awalnya diceritakan secara lisan dan hanya dicatat di atas kertas beberapa saat setelah penuturan aslinya. Asal sebenarnya dari beberapa cerita tradisional tidak diketahui dengan pasti.

Banyak cerita tradisional, terutama yang memiliki makna budaya utama, ada dalam banyak versi oleh beberapa penulis yang berbeda. Kisah Faust, yang menceritakan tentang seorang sarjana brilian yang tidak puas dengan hidupnya yang membuat kesepakatan dengan iblis, misalnya, adalah kisah tradisional Jerman yang telah diceritakan dalam berbagai bentuk sepanjang sejarah. Sarjana sastra dan sejarawan tidak dapat mengatakan dengan pasti kapan cerita itu berasal.

Tema dan motif dari cerita tradisional mudah dikenali dan sering digunakan kembali oleh penulis, seniman, musisi, dan cendekiawan. Kesepakatan Faustian dengan iblis, misalnya, muncul dalam banyak karya seni yang berbeda. Hal ini terutama berlaku dalam tradisi artistik Jerman di mana cerita Faust berasal. Meminjam satu atau lebih tema atau motif dari cerita tradisional cenderung mengingatkan orang lain. Banyak penulis mengandalkan fakta ini ketika meminjam dari cerita tradisional dan bermaksud agar karya tersebut memiliki bobot dan signifikansi yang lebih besar karena tradisi sastra atau seni di baliknya.

Cendekiawan juga dapat menggunakan istilah “cerita tradisional” untuk merujuk pada cerita yang mengikuti praktik naratif konvensional. Cerita seperti itu cenderung mengikuti aturan tata bahasa yang normal, mengikuti alur cerita tradisional dan kronologis, dan fokus terutama pada detail yang relevan dengan narasi itu sendiri. Cerita nontradisional, sebaliknya, mungkin mengikuti alur cerita yang tidak biasa dan non-kronologis dan mungkin berfokus pada detail yang sebagian besar tidak relevan dengan perkembangan narasi itu sendiri. Dalam karya-karya seperti itu, penulis sering mencoba untuk membuat suatu titik dan menciptakan pengaruh estetis yang tidak terkait langsung dengan peristiwa naratif.