Apa itu Cangkang Bangunan?

Cangkang bangunan, atau selubung, mencakup semua komponen yang memisahkan ruang interior dalam suatu struktur dari area eksterior sekitarnya. Shell dapat terdiri dari banyak fitur yang berbeda, termasuk dinding, jendela, pintu, atap, footer, dan pondasi. Sementara cangkang bangunan dapat dibuat dari berbagai bahan, biasanya terbuat dari beberapa bentuk kayu, batu, logam atau beton.

Selubung bangunan membantu melindungi ruang interior dalam bangunan dari elemen eksterior seperti hujan, angin, dan salju. Ini juga bertindak sebagai penghalang untuk mencegah kebisingan, serangga, dan penyusup. Selain perannya dalam melindungi interior bangunan, cangkang memberikan stabilitas struktural untuk komponen bangunan yang tersisa. Ini juga memainkan peran utama dalam kontrol suhu, sementara memungkinkan penghuni untuk mengatur tekanan udara dan tingkat kelembaban di dalam gedung. Terakhir, cangkang bangunan berfungsi sebagai fitur keamanan untuk melindungi penghuni dan aset.

Sebuah shell bangunan sering dikategorikan sebagai terbuka atau tertutup, dan sebutan ini dapat berdampak besar pada efisiensi energi struktur. Bangunan yang lebih tua umumnya memiliki cangkang terbuka, yang berarti konstruksinya longgar. Ini juga berarti bahwa angin, kelembaban, dan hama dapat masuk dan keluar dari bangunan melalui retakan dan bukaan lain pada cangkang. Bangunan modern biasanya dibangun lebih rapat, atau tertutup. Ini berarti lebih sulit bagi udara, kelembaban, dan serangga untuk memasuki ruang, sehingga lebih mudah untuk mengontrol kondisi interior.

Baik cangkang bangunan yang rapat maupun yang longgar membutuhkan keseimbangan yang cermat antara efisiensi energi dan kualitas udara. Bangunan yang rapat membiarkan lebih sedikit udara yang keluar, membuatnya lebih murah untuk dipanaskan atau didinginkan. Pada saat yang sama, udara segar lebih sulit melewati cangkang yang rapat, yang sering kali menghasilkan kualitas udara dalam ruangan yang buruk. Bangunan yang dibangun dengan longgar memungkinkan lebih banyak udara masuk dan keluar, yang berarti bahwa udara segar selalu masuk ke dalam ruang. Pada saat yang sama, udara ber-AC dapat keluar dengan bebas, yang menghasilkan efisiensi energi yang buruk dan tagihan listrik yang lebih tinggi.

Untuk menyeimbangkan masalah ini, pemilik rumah dapat mengambil langkah-langkah untuk mengencangkan bangunan yang longgar, atau menambahkan sistem ventilasi mekanis ke bangunan yang rapat. Untuk mengencangkan cangkang bangunan, seseorang dapat menambahkan insulasi, retakan atau bukaan pada dinding luar, dan menambahkan penahan cuaca di sekitar jendela dan pintu. Pemilik rumah juga dapat berinvestasi di pintu dan jendela hemat energi, yang dapat sangat mengurangi perpindahan panas melalui permukaan ini. Sistem ventilasi sederhana yang terdiri dari kipas dan kisi-kisi intake dapat membantu membawa udara segar ke dalam cangkang bangunan yang dibangun dengan rapat.