Berjalan adalah cara utama untuk mendorong tubuh ke arah tertentu. Ini adalah serangkaian gerakan spesifik multifaset, yang disebut pola kiprah yang menggabungkan hampir setiap bagian tubuh yang bekerja secara serempak. Studi ilmiah tentang bagaimana tubuh bergerak untuk mengubah lokasinya disebut biomekanik berjalan. Untuk memahami biomekanik berjalan, diperlukan pengetahuan dasar dari setiap fase urutan gaya berjalan.
Biomekanik berjalan dibagi menjadi dua tahap yang terjadi secara bersamaan: fase berdiri dan fase mengayun. Fase berdiri dimulai dengan sesuatu yang disebut heel strike, yang terjadi ketika satu tumit menyentuh tanah. Ketika ini terjadi, kaki ini menjadi penstabil tubuh. Itu tidak, namun tetap stasioner. Selama fase berdiri, berat badan pejalan kaki bergeser dari tumit melalui kaki ke jari kaki. Tahap ini merupakan aspek penting dalam biomekanik berjalan karena mengubah posisi tubuh dan mempersiapkannya untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain.
Untuk benar-benar menggerakkan atau mendorong tubuh ke tempat yang berbeda, kaki yang lain harus bergerak di depan kaki stabilizer. Fase dalam biomekanik berjalan ini disebut fase ayunan. Fase ayunan dimulai pada akhir fase kuda-kuda saat berat tubuh dipindahkan ke jari-jari kaki. Tubuh kemudian mendorong beban dari jari-jari kaki dan mengayunkan kaki ke depan sampai tumit menyentuh tanah. Pada pukulan tumit, sebagian besar berat badan dipindahkan ke kaki depan.
Selama siklus gaya berjalan, pergeseran berat badan dan gerakan khusus pinggul dan dada diperlukan untuk berhasil mengubah posisi tubuh. Misalnya, dalam biomekanik berjalan, pinggul kaki kuda-kuda perlu digeser sedikit ke depan untuk mengantisipasi perubahan posisi. Kemampuan untuk memindahkan sebagian besar beban bolak-balik di atas kaki saat kedua kaki bergerak diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan berhasil mendorong tubuh ke depan.
Lengan juga berperan dalam biomekanik berjalan. Dengan mengayunkan lengan yang berlawanan dengan kaki yang mengayun, atau mengayunkan lengan kanan saat kaki kiri mengayun ke depan misalnya, tubuh dapat beradaptasi dengan perpindahan berat dengan lebih mudah untuk mencegah hilangnya keseimbangan. Menggabungkan gerakan lengan juga menambah kekuatan untuk mobilitas ke depan melalui momentum yang memungkinkan tubuh menggunakan lebih sedikit energi saat berjalan.