Sebenarnya ada dua bendungan di Aswan, bukan satu, meskipun kebanyakan orang berbicara tentang Bendungan Aswan ketika mereka merujuk pada “Bendungan Aswan”. Bersama-sama, kedua bendungan ini mengontrol aliran sungai Nil melalui Mesir, dan juga digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air bagi masyarakat Mesir. Bendungan Aswan telah menimbulkan banyak kontroversi sejak dibangun pada 1960-an. Beberapa orang khawatir bahwa bendungan tersebut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat diperbaiki, dan mereka ingin agar bendungan itu disingkirkan, meskipun hal ini akan berdampak buruk bagi Mesir.
Bendungan pertama di Aswan, yang dikenal sebagai Bendungan Rendah Aswan, dibangun pada akhir 1800-an oleh Inggris, dan diperkuat beberapa kali. Bendungan ini awalnya dirancang untuk mengendalikan banjir tahunan Sungai Nil, peristiwa penting di Mesir. Selama ribuan tahun, orang Mesir telah tinggal dan bertani di dekat Sungai Nil, memanfaatkan banjir tahunan untuk mengairi dan menyuburkan ladang mereka. Seiring bertambahnya populasi, banjir yang tidak terduga menjadi masalah, menyebabkan hilangnya nyawa dan kerusakan properti, dan Inggris merespons dengan membendung sungai, dalam upaya mengendalikan banjir.
Bendungan Aswan pertama terbukti tidak memadai untuk tugas itu, dan pada 1950-an beberapa negara termasuk Amerika Serikat berjanji untuk membantu membangun bendungan lebih jauh ke hulu. Namun, negara-negara ini kemudian mengingkari kesepakatan, memaksa Mesir untuk meminta bantuan Uni Soviet, dan pada 1960-an, pembangunan Bendungan Tinggi Aswan dimulai.
Sebagai akibat dari pembangunan Bendungan Tinggi Aswan, banjir massal terjadi di hulu Sungai Nil, menggusur orang-orang dari rumah mereka dan menyebabkan kerusakan besar pada beberapa situs arkeologi yang tak ternilai harganya. Danau yang terbentuk di belakang bendungan ini dikenal sebagai Danau Nasser, diambil dari nama mendiang Presiden Mesir Nasser. Orang Mesir merasa bahwa banjir di hulu adalah harga yang pantas untuk dibayar sebagai ganti air banjir musiman yang terkendali dan sumber listrik tenaga air yang stabil.
Dalam jangka panjang, beberapa masalah muncul di Mesir sebagai akibat dari Bendungan Aswan. Kapasitas Danau Nasser menyusut karena pengendapan lumpur di belakang bendungan, dan karena lumpur tidak mencapai seluruh Mesir, orang Mesir terpaksa menggunakan pupuk kimia untuk mendukung tanaman mereka. Tepian Sungai Nil juga mengalami erosi yang parah, karena digerogoti oleh Sungai Nil tanpa digantikan oleh lumpur segar, dan kesuburan Delta Nil telah menurun drastis. Bukti juga tampaknya menunjukkan bahwa tingkat salinitas di Mediterania meningkat setelah pembangunan Bendungan Aswan kedua, yang mengakibatkan ketidakstabilan stok ikan.