Apa itu Avitaminosis?

Avitaminosis adalah istilah yang digunakan untuk sekelompok kondisi atau penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kronis atau jangka panjang dari satu atau lebih vitamin. Vitamin adalah zat yang memainkan berbagai peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan setiap manusia. Ada banyak jenis vitamin, di antaranya adalah Vitamin A, Vitamin C, dan Vitamin B, dan masing-masing melakukan tindakan yang berbeda di dalam tubuh. Manifestasi gejala biasanya tergantung pada jenis kekurangan vitamin yang dimiliki seseorang. Contoh kondisi yang terkait dengan avitaminosis adalah pellagra, beri-beri, penyakit kudis, rakhitis, dan rabun senja.

Pellagra terjadi ketika seseorang tidak mengonsumsi niasin dalam jumlah yang cukup dalam makanannya. Niacin atau Vitamin B3 sangat penting untuk berfungsinya saraf, sistem pencernaan dan kulit. Penyakit ini kadang-kadang disebut penyakit dengan empat D karena gejala utamanya sering meliputi diare, dermatitis, demensia — penyakit yang memengaruhi kemampuan mental seseorang — dan terkadang kematian. Gejala lain termasuk ruam, sariawan, muntah, dan tremor.

Beri-beri adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh kekurangan asupan Vitamin B1 atau tiamin. Ada dua jenis beri-beri – beri-beri basah dan kering. Beri-beri basah mempengaruhi sistem kardiovaskular dan beri-beri kering mempengaruhi sistem saraf. Jenis avitaminosis ini biasanya terlihat pada individu yang menyalahgunakan alkohol. Gejalanya meliputi nyeri dan pembengkakan pada tungkai dan kaki, peningkatan detak jantung, sensasi kesemutan, dan pengecilan otot tungkai.

Penyakit kudis adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan asam askorbat atau vitamin C dalam waktu lama. Hal ini ditandai dengan kelemahan tubuh, radang gusi, anemia, nyeri sendi, dan pendarahan pada kulit. Ada beberapa kelompok individu yang berisiko tinggi terkena penyakit kudis. Ini termasuk pecandu alkohol, orang tua, anak-anak, dan pasien dengan masalah mental.

Rakhitis adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan vitamin D, yang mengontrol produksi kalsium dan fosfat yang digunakan oleh tubuh. Bentuk avitaminosis ini sering mengakibatkan pelunakan dan melemahnya tulang anak-anak yang terkena. Anak-anak dan orang dewasa yang biasanya tinggal di dalam ruangan memiliki risiko lebih tinggi terkena kekurangan vitamin D karena paparan sinar matahari sering dibutuhkan untuk produksinya.

Rabun senja sering disebabkan oleh avitaminosis A, atau kekurangan Vitamin A. Penurunan penyerapan atau asupan Vitamin A biasanya menyebabkan kelenjar air mata tidak berfungsi dan akhirnya mengakibatkan kekeringan parah pada mata, iritasi, dan rabun senja. Kekurangan vitamin A dikenal sebagai penyebab utama kebutaan pada anak-anak.
Gizi buruk sering menjadi penyebab avitaminosis. Ada banyak sumber makanan yang tersedia di pasaran yang kaya akan vitamin, sehingga avitaminosis sebagian besar merupakan penyakit yang dapat dicegah. Di sisi lain, ketika tubuh menyimpan kelebihan vitamin, kondisi ini disebut sebagai hipervitaminosis.