Apa itu Asam Ortofosfat?

Asam ortofosfat adalah asam anorganik. Ini juga dikenal sebagai asam fosfat. Secara teknis, istilah asam fosfat mengacu pada berbagai macam asam berbasis fosfor, tetapi sering digunakan untuk merujuk secara khusus ke asam ortofosfat oleh para ilmuwan dan orang awam. Struktur kimianya adalah H3PO4, tetapi molekul-molekul ini dapat digabungkan kembali untuk menghasilkan sejumlah senyawa. Setiap turunan dari asam ini juga disebut sebagai asam fosfat.

Bentuk murni dari asam ini adalah padat dan berwarna putih pada suhu kamar. Pada 108.23°F (42.35°C), asam ortofosfat akan meleleh, menghasilkan cairan kental dan tidak berwarna. Pada suhu kamar, senyawa ini biasanya anhidrat, yang berarti tidak mengandung air. Namun, ia memiliki struktur molekul polar, yang berarti sangat larut dalam air.

Sebagai reagen kimia, asam ini sering diubah menjadi larutan berair, atau mengandung air. Ini dapat memiliki konsentrasi ion hidrogen potensiometri (pH) mulai dari 1.08 hingga 7.00, tergantung pada jumlah asam yang ada. Larutan asam 85% bersifat korosif, tetapi dapat dibuat tidak beracun dengan cara pengenceran.

Salah satu kegunaan paling umum dari asam ini adalah sebagai bahan tambahan makanan. Di Eropa, itu diidentifikasi dengan kode aditif makanan E338. Ini terutama digunakan untuk mengasamkan makanan dan minuman, terutama minuman ringan cola. Baik Pepsi maupun Coca-Cola menggunakan asam ortofosfat untuk memberikan rasa sedikit asam pada minuman mereka. Asam ini diproduksi secara massal dengan biaya rendah, menjadikannya pilihan paling umum kedua untuk proses ini. Asam sitrat, yang menghasilkan rasa yang sama, biasanya yang pertama.

Asam ortofosfat telah dikaitkan dengan kurangnya kepadatan tulang dalam beberapa penelitian. Satu studi, yang dilakukan dari tahun 1996 hingga 2001 dan diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition, menunjukkan hilangnya kepadatan tulang yang signifikan secara statistik pada wanita yang mengonsumsi cola setiap hari. Studi lain, yang didanai oleh Pepsi Corporation, membuat pernyataan bahwa kekurangan fosfor dalam tubuh dapat menyebabkan kepadatan tulang yang lebih rendah.

Penyelidikan lebih lanjut mengarah pada pernyataan bahwa kafein, bukan asam fosfat, bertanggung jawab atas hilangnya kepadatan tulang yang diamati. Sebuah studi tahun 2001, menggunakan wanita yang minum tiga cangkir cola per hari, menemukan bahwa kehilangan kepadatan tulang kemungkinan karena perpindahan susu dalam tubuh, bukan sebagai akibat dari fosfor atau konsumsi kafein. Asam ini juga telah dikaitkan dengan batu ginjal dan penyakit ginjal kronis. Penelitian lagi menunjukkan konsumsi cola sebagai pelakunya, tetapi mekanisme kerja yang tepat dan sejauh mana asam ortofosfat terlibat tidak diketahui.