Secara longgar, animisme mengacu hanya pada kepercayaan pada jiwa. Namun, kebanyakan orang menggunakannya secara khusus untuk merujuk pada keyakinan bahwa semua benda memiliki jiwa, bukan hanya manusia. Animisme memainkan peran dalam banyak yang disebut praktik “primitif” dan tradisi perdukunan. Konsep animisme juga merupakan akar dari banyak agama dunia, dan jejak kepercayaan animisme dapat dilihat pada agama lain; Orang Kristen, misalnya, percaya pada konsep jiwa dan kekuatan penuntun yang mengawasi alam semesta.
Kata ini berasal dari bahasa Latin anima, untuk “jiwa.” Kaum animis percaya bahwa semua benda memiliki jiwa, dan bahwa beberapa hal seperti gunung dan sungai benar-benar membawa jiwa para dewa. Hal ini tercermin dalam banyak mitos penciptaan tradisional, yang seringkali melibatkan jebakan dewa atau kekuatan yang lebih tinggi di tanah tersebut. Peristiwa dan fenomena alam dikatakan sebagai ekspresi dari jiwa-jiwa ini; ketika dewa marah, misalnya, mungkin akan turun hujan.
Banyak sistem kepercayaan animisme juga memasukkan gagasan bahwa jiwa terpisah dari tubuh. Di bawah kepercayaan ini, adalah mungkin bagi jiwa untuk meninggalkan satu entitas ke entitas lain, atau jiwa seseorang bereinkarnasi dalam diri orang lain. Seorang dukun atau pendeta animisme juga dapat mengirim jiwanya dalam perjalanan sementara tubuh tetap di tempatnya. Ritual yang rumit dapat dilakukan dalam kasus ini untuk melepaskan jiwa dari tubuh sehingga dapat melakukan perjalanan.
Dalam budaya yang menganut animisme, seringkali ada banyak festival, pesta, dan perayaan. Setiap festival dirancang untuk melayani dewa tertentu, menjaga jiwanya bahagia dan puas sehingga orang-orang akan tetap diberkati dan sehat. Beberapa festival atau upacara juga dapat dilakukan untuk membawa perubahan; festival mungkin meminta hujan atau kesuburan, misalnya. Festival-festival ini mungkin dianggap sangat serius di beberapa budaya, sementara yang lain telah mengembangkan versi yang lebih abstrak dan seremonial.
Beberapa orang membuat kesalahan yang disayangkan dengan menghubungkan animisme dengan budaya primitif. Hal ini tidak, pada kenyataannya, kasusnya. Konsep animisme sudah kuno dan tidak diragukan lagi melahirkan budaya dan agama arus utama, meskipun hanya jejak animisme asli yang dapat dilihat dalam agama-agama seperti Yudaisme dan Kristen. Praktisi agama animisme dapat ditemukan di hampir setiap negara, dan sementara beberapa dari mereka hidup jauh dengan sedikit kontak, yang lain adalah bagian dari masyarakat yang sangat modern dan dinamis.