Apa itu Administrasi Kebijakan Publik?

Administrasi kebijakan publik adalah implementasi dan pengelolaan kebijakan pemerintah, berdasarkan analisis ahli dan penyelesaian masalah tertentu yang umumnya berdampak luas pada warga negara yang hidup di bawah pemerintahan yang bersangkutan. Politisi dan analis kebijakan merumuskan kebijakan publik di tingkat nasional, regional, dan lokal. Warga negara sering kali merupakan pemain aktif yang memiliki pengaruh pada keputusan kebijakan publik yang dapat bermanfaat bagi kepentingan khusus mereka. Akibatnya, administrasi kebijakan publik, dari waktu ke waktu, dipandang sebagai upaya humanistik.

Pendekatan rasional juga dapat diambil dalam hal administrasi kebijakan publik. Salah satu contohnya dapat dilihat di Amerika Serikat pada tahun 1980-an, ketika Presiden Reagan berada di Gedung Putih, dan kemudian selama dekade pertama abad ke-21, di bawah pemerintahan George W. Bush. Dengan pendekatan rasional, administrator kebijakan publik berusaha untuk menerapkan dan mempertahankan kebijakan sedemikian rupa sehingga mempromosikan bisnis swasta dan birokrasi pemerintah. Mungkin diperdebatkan bahwa kebijakan yang diterapkan di bawah kepresidenan tersebut sebenarnya tidak “publik”, dalam arti kata yang sebenarnya, karena kebijakan tersebut sebagian besar mengabaikan masalah rata-rata pria atau wanita di jalanan, dan terutama orang miskin, yang biasanya mengandalkan banyak pada program pemerintah seperti Medicaid dan kupon makanan. Sebagai contoh, Presiden Bush berusaha keras untuk membuat publik Amerika, dan analis kebijakan, setuju dengan privatisasi sistem Jaminan Sosial.

Sejak abad ke-19, para ahli teori administrasi publik telah berfluktuasi antara advokasi sistem rasional dan humanistik untuk perumusan dan administrasi kebijakan. Dalam sebuah artikel mani berjudul The Study of Administration, diterbitkan pada tahun 1887, presiden AS masa depan Woodrow Wilson memajukan cara-cara di mana pembuat kebijakan dapat melayani warga negara dengan baik, berdasarkan praktik manajerial ilmiah. Dia menganjurkan menjaga politik dan administrasi sebagai wilayah independen, karena dia menganggap administrasi lebih merupakan upaya ilmiah.

Faktanya, kebijakan publik adalah keputusan yang dicapai melalui analisis data, dan diimplementasikan, seolah-olah untuk kebaikan rakyat yang hidup di bawah pemerintahan, oleh administrasi kebijakan publik. Ilmu politik, bagaimanapun, selalu dianggap sebagai salah satu ilmu sosial, yang berarti dapat dipengaruhi oleh kontinjensi manusia. Sementara semua ilmuwan sosial menggunakan metode ilmiah, seperti kompilasi data terukur untuk mencapai atau mereplikasi kesimpulan tertentu, ada kemungkinan bahwa, selain warga negara, pemain kunci dalam administrasi kebijakan publik — analis dan pembuat keputusan — tidak pernah benar-benar tidak bias atau netral dalam praktek yang sebenarnya.