Apa Hubungan antara Diabetes dan Aseton?

Aseton adalah keton yang dihasilkan ketika tubuh dipaksa untuk menggunakan lemak tubuh sebagai sumber energi utamanya. Ada hubungan penting antara diabetes dan aseton. Pada penderita diabetes, adanya aseton merupakan tanda bahwa insulin tidak mengangkut glukosa ke sel. Tingkat aseton yang tinggi dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai ketoasidosis, yang terjadi ketika sejumlah besar aseton terakumulasi dalam darah dan akhirnya dikeluarkan melalui buang air kecil. Orang yang percaya bahwa mereka mungkin menderita ketoasidosis harus menghubungi dokter untuk memastikan bahwa kadar diabetes dan aseton mereka terkendali, karena kondisi ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Kadar keton yang tinggi paling sering terjadi pada orang yang menderita diabetes tipe 1 tetapi dapat juga terjadi pada orang dengan diabetes tipe 2. Aseton mulai menumpuk di dalam tubuh ketika penderita diabetes melewatkan makan, gagal minum obat yang diresepkan, atau tidak memberikan insulin yang cukup. Karena hubungan antara penderita diabetes dan aseton, dokter sering menyarankan agar penderita diabetes secara teratur menguji tingkat keton dan insulin mereka. Ini akan membantu pasien memahami bagaimana gaya hidup dan rutinitas manajemen diabetes mereka memengaruhi tubuh.

Selain memahami hubungan antara diabetes dan aseton, penting juga untuk mengetahui cara mengenali tanda-tanda metabolisme aseton. Salah satu tanda umum bahwa diabetes dan kadar aseton seseorang di luar kendali adalah adanya napas aseton. Jika napas penderita diabetes berbau buah atau manis yang tidak normal, paru-parunya mungkin memproduksi dan melepaskan aseton.

Pada tahap ketoasidosis selanjutnya, seseorang akan mulai melepaskan aseton dalam urinnya, yang dikenal sebagai asetonuria. Ini adalah tanda bahwa tubuh dipaksa untuk memetabolisme lemak dalam jumlah besar untuk menghasilkan energi yang cukup untuk mempertahankan fungsi yang tepat. Jika seseorang mengalami acetonuria, urinnya mungkin memiliki bau yang kuat atau tidak biasa. Gejala lain termasuk haus, sering buang air kecil, mual, muntah, pupil melebar dan kebingungan.

Penderita diabetes yang menunjukkan gejala ketoasidosis harus menguji kadar keton dan glukosa darahnya. Jumlah aseton yang rendah dalam urin atau darah biasanya dapat diperbaiki dengan minum air, makan makanan ringan yang sehat, atau pemberian insulin. Jika kadar aseton tinggi atau disertai muntah, orang tersebut harus segera berkonsultasi dengan dokter. Ketoasidosis diabetik yang parah dapat menyebabkan koma dan masalah kesehatan lainnya, oleh karena itu sangat penting bagi penderita diabetes untuk memahami hubungan antara diabetes dan aseton.